Muhammadiyah Nilai Tak Mudik Lebaran Bentuk Empati ke Tenaga Medis

Reporter

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir berpidato saat menghadiri Sarasehan Kebangsaan Pra Tanwir Muhammadiyah di UMM Dome, Malang, Jawa Timur, Kamis 7 Februari 2019. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir berpidato saat menghadiri Sarasehan Kebangsaan Pra Tanwir Muhammadiyah di UMM Dome, Malang, Jawa Timur, Kamis 7 Februari 2019. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir meminta masyarakat tidak mudik Lebaran pada Ramadan tahun ini. Langkah itu, ia menilai, merupakan bentuk empati serta tanggung jawab moral kepada tenaga medis yang masih berjuang mengatasi pandemi Covid-19.

"Kita harus berempati kepada tenaga-tenaga kesehatan yang masih berjuang di rumah sakit dan para relawan dalam menghadapi Covid-19 ini," ujar Haedar Nashir, Selasa, 13 April 2021.

Menurut Haedar Nashir, upaya tidak mudik Lebaran di masa pandemi merupakan salah satu kesalehan diri dalam memahami agama. Ia menyatakan masyarakat harus saling menjaga dan peduli terhadap satu sama lain.

Di sisi lain, mudik Lebaran dikhawatirkan dapat membuat angka kasus Covid-19 semakin tinggi. "Karena belum memungkinkan dan sesuai dengan kebijakan pemerintah, sebaiknya tidak perlu mudik," kata Haedar.

Ia meminta masyarakat untuk lebih bersabar tidak mudik Lebaran. Ketum PP Muhammadiyah yakin Covid-19 akan segera teratasi dan berakhir. 

Baca juga: Larangan Mudik Lebaran, Polda Metro: Lewat Lubang Tikus Kami Tindak