Kenangan Alissa Wahid Menjalani Ramadan Bersama Gus Dur

Editor

Suseno

Istri mendiang Gus Dur, Sinta Nuriyah Wahid  (tengah) bersama anak-anaknya dari kiri, Alissa Qotrunnada Munawaroh, Zannuba Arifah Chafsoh, Anita Hayatunnufus dan Innayah Wulandari berfoto bersama dalam peresmian rumah pergerakan Gus Dur di Taman Amir Hamzah, Pegangsaan, Jakarta, 24 Januari 2016. Dalam peresmian ini juga digelar
Istri mendiang Gus Dur, Sinta Nuriyah Wahid (tengah) bersama anak-anaknya dari kiri, Alissa Qotrunnada Munawaroh, Zannuba Arifah Chafsoh, Anita Hayatunnufus dan Innayah Wulandari berfoto bersama dalam peresmian rumah pergerakan Gus Dur di Taman Amir Hamzah, Pegangsaan, Jakarta, 24 Januari 2016. Dalam peresmian ini juga digelar "Gus Dur Award 2015." TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta -  Setiap Ramadan tiba, Alissa Qotrunada Munawaroh atau lebih dikenal dengan nama Alissa Wahid, memiliki kenangan bersama keluarga. Terutama dengan sang ayah, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, presiden keempat Republik Indonesia.  

"Sahur sama Gus Dur itu (menu) yang paling mewah makan sarden. Buka puasanya sih apa saja, ya. Kalau zaman dulu kan sate ayam itu kemewahan. Ya tahu, tempe, gitu-gitu deh," ujar Alissa dalam acara buka puasa bersama di Gereja Katedral Jakarta, Jumat, 1 Juni 2018.

Menurut Alissa, Gus Dur tidak berperan di dapur untuk meracik menu sahur dan berbuka puasa. Sang ayah justru mendapat tugas untuk membereskan rumah. Termasuk mencuci dan menyetrika pakaian saat  asisten rumah tangga kembali ke kampung halaman pada bulan puasa.

"Gus Dur tuh jago banget. Walaupun nggak bisa melihat, itu celana diginiin sama beliau," kata Alissa memeragakan sang ayah sedang meraba lipatan celana. “'Ini siapa yang nyetrika?' gitu nanti. Berarti itu ada yang nggak rapi."

Biasanya, kata Alissa, selama Ramadan Gus Dur lebih sering bepergian untuk menemui masyarakat. Sedangkan anak-anaknya diwajibkan mengikuti kelas Ramadan yang berlangsung sejak pagi hingga sore. Di samping itu, Gus Dur juga  kerap mengirim mereka ke pondok pesantren di Jombang untuk memperdalam ilmu agama.

"Selama dua minggu kami di sana belajar agama," kata Alissa Wahid yang kini menjadi Koordinator Jaringan Gusdurian. "Gus Dur-nya nggak ikut nyantri, tetap keluyuran."

SALSABILA PUTRI PERTIWI | SSN