Tolak Keputusan MA Israel soal Wajib Militer, Warga Yahudi Ultra-ortodoks Bentrok dengan Keamanan

Senin, 1 Juli 2024 15:40 WIB

Pasukan keamanan menyemprot orang-orang ketika pria Yahudi Ultra-Ortodoks memprotes keputusan Mahkamah Agung Israel yang mengharuskan negara untuk mulai memasukkan siswa seminari Yahudi ultra-Ortodoks ke militer, di lingkungan Mea Shearim di Yerusalem, 30 Juni 2024. Mahkamah Agung Israel pada hari Selasa memutuskan bahwa siswa seminari Yahudi ultra-Ortodoks harus mengikuti wajib militer, yang juga diikuti seluruh warga Israel saat berusia 18 tahun selama sekitar 24-32 bulan. REUTERS/Ronen Zvulun

Pasukan keamanan menyemprot orang-orang ketika pria Yahudi Ultra-Ortodoks memprotes keputusan Mahkamah Agung Israel yang mengharuskan negara untuk mulai memasukkan siswa seminari Yahudi ultra-Ortodoks ke militer, di lingkungan Mea Shearim di Yerusalem, 30 Juni 2024. Mahkamah Agung Israel pada hari Selasa memutuskan bahwa siswa seminari Yahudi ultra-Ortodoks harus mengikuti wajib militer, yang juga diikuti seluruh warga Israel saat berusia 18 tahun selama sekitar 24-32 bulan. REUTERS/Ronen Zvulun

Pasukan keamanan menyemprot seorang anak laki-laki ketika pria Yahudi Ultra-Ortodoks memprotes keputusan Mahkamah Agung Israel yang mengharuskan negara untuk mulai memasukkan siswa seminari Yahudi ultra-Ortodoks ke wajib militer, di lingkungan Mea Shearim di Yerusalem, 30 Juni 2024. Keputusan ini menciptakan ketegangan politik baru bagi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang tengah banyak diprotes. REUTERS/Ronen Zvulun

Pasukan keamanan menyemprot seorang anak laki-laki ketika pria Yahudi Ultra-Ortodoks memprotes keputusan Mahkamah Agung Israel yang mengharuskan negara untuk mulai memasukkan siswa seminari Yahudi ultra-Ortodoks ke wajib militer, di lingkungan Mea Shearim di Yerusalem, 30 Juni 2024. Keputusan ini menciptakan ketegangan politik baru bagi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang tengah banyak diprotes. REUTERS/Ronen Zvulun

Pria Yahudi ultra-Ortodoks memprotes keputusan Mahkamah Agung Israel yang mengharuskan negara untuk mulai merekrut siswa seminari Yahudi ultra-Ortodoks untuk wajib militer, di lingkungan Mea Shearim di Yerusalem, 30 Juni 2024. Keputusan ini juga didasari kondisi angkatan bersenjata Israel yang kewalahan akibat perang multi-front dengan Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon. REUTERS/Ronen Zvulun

Pria Yahudi ultra-Ortodoks memprotes keputusan Mahkamah Agung Israel yang mengharuskan negara untuk mulai merekrut siswa seminari Yahudi ultra-Ortodoks untuk wajib militer, di lingkungan Mea Shearim di Yerusalem, 30 Juni 2024. Keputusan ini juga didasari kondisi angkatan bersenjata Israel yang kewalahan akibat perang multi-front dengan Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon. REUTERS/Ronen Zvulun

Pasukan keamanan beroperasi ketika pria Yahudi Ultra-Ortodoks memprotes keputusan Mahkamah Agung Israel yang mengharuskan negara untuk mulai memasukkan siswa seminari Yahudi ultra-Ortodoks ke militer, di lingkungan Mea Shearim di Yerusalem, 30 Juni 2024. REUTERS/Ronen Zvulu

Pasukan keamanan beroperasi ketika pria Yahudi Ultra-Ortodoks memprotes keputusan Mahkamah Agung Israel yang mengharuskan negara untuk mulai memasukkan siswa seminari Yahudi ultra-Ortodoks ke militer, di lingkungan Mea Shearim di Yerusalem, 30 Juni 2024. REUTERS/Ronen Zvulu

Pria Yahudi ultra-Ortodoks memprotes keputusan Mahkamah Agung Israel yang mengharuskan negara untuk mulai merekrut siswa seminari Yahudi ultra-Ortodoks untuk wajib militer, di lingkungan Mea Shearim di Yerusalem, 30 Juni 2024. REUTERS/Ronen Zvulun

Pria Yahudi ultra-Ortodoks memprotes keputusan Mahkamah Agung Israel yang mengharuskan negara untuk mulai merekrut siswa seminari Yahudi ultra-Ortodoks untuk wajib militer, di lingkungan Mea Shearim di Yerusalem, 30 Juni 2024. REUTERS/Ronen Zvulun

Pemandangan drone terlihat ketika ribuan pria Yahudi Ultra-Ortodoks memprotes keputusan Mahkamah Agung Israel yang mengharuskan negara untuk mulai memasukkan siswa seminari Yahudi ultra-Ortodoks ke militer, di lingkungan Mea Shearim di Yerusalem, 30 Juni 2024. REUTERS/Ilan Rosenberg

Pemandangan drone terlihat ketika ribuan pria Yahudi Ultra-Ortodoks memprotes keputusan Mahkamah Agung Israel yang mengharuskan negara untuk mulai memasukkan siswa seminari Yahudi ultra-Ortodoks ke militer, di lingkungan Mea Shearim di Yerusalem, 30 Juni 2024. REUTERS/Ilan Rosenberg


1 dari Gambar