TEMPO.CO, Jakarta - Bubur pedas menjadi menu makanan khas menyambut buka puasa di Stabat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Pengelola Masjid Raya Stabat, Haji Ibnu Kasir mengatakan makanan khas itu diperjualbelikan di jalan lintas Sumatera, termasuk di depan Masjid Raya Stabat.
"Tradisi bubur pedas ini sudah ada sejak 20 tahun yang lalu yang selalu disediakan oleh kenaziran masjid untuk warga ataupun pemudik," katanya di Stabat, Senin, 29 Mei 2017,
Baca juga: Ramadan, Permintaan Pisang Naik Dua Kali Lipat
Menurut Ibnu Kasir, Masjid Raya Stabat merupakan bangunan peninggalan Kesultanan Langkat yang berada di jalur lintas Sumatera Utara menuju Aceh atau Jalan KH. Zainul Arifin, Nomor 130, Stabat Baru, Stabat, Langkat. Masjid ini didirikan pada 1904. Pada bulan Ramadan masjid itu kerap menjadi tempat singgah bagi pemudik maupun masyarakat untuk berbuka puasa.
"Sejak awal puasa 1348 Hijriah pihak masjid sudah menyediakan menu berbuka puasa setiap harinya dengan menu khas Melayu Langkat yaitu Bubur Pedas," katanya.
Ia menjelaskan, Bubur Pedas adalah makanan khas Melayu yang hanya dibuat penduduk di saat tertentu saja seperti cara pernikahan, kenduri, sunatan, puasa, dan Lebaran. Pembuatannya hanya pada masa tertentu karena proses pembuatannya yang rumit dan menggunakan hampir 40 macam jenis rempah-rempah dan daun yang mengandung banyak khasiat.
Simak pula: Masjid Raya Bandung Gelar Tafsir Alquran Selama Ramadan
Bahan yang digunakam berupa daun-daunan dan rempah-rempah yang digiling, lalu dimasak dengan kentang, wortel, tauge, dan ikan asin. Setelah matang, panganan khas tersebut sering dimakan dengan sayur urap maupun anyang.
"Memakan bubur pedas ini dipercaya oleh warga di sini mempunyai banyak khasiat seperti menyegarkan tubuh, membuat badan menjadi hangat, mengusir angin yang berada didalam tubuh kita," katanya.
ANTARA