TEMPO.CO, Jakarta - Berbicara mengenai kurban dan aqiqah, tidak dapat dipungkiri bahwa keduanya merupakan dua amalan yang tak terlepas dari proses penyembelihan hewan. Meski demikian, keduanya memiliki perbedaan yang sangat jelas dan tidak bisa disamakan. Lalu, apa perbedaan dari kurban dan aqiqah? Berikut adalah penjelasannya.
1. Pengertian kurban dan aqiqah
Secara istilah, kurban memiliki arti proses menyembelih hewan ternak seperti kambing, domba, sapi, atau unta yang dilakukan pada Hari Raya Idul Adha dan Hari Tasyrik. Di sisi lain, aqiqah adalah tindakan menyembelih hewan ternak sebagai ungkapan rasa syukur orang tua atas kelahiran seorang anak. Kurban dan aqiqah memiliki hukum sunnah muakkad, yang berarti sangat dianjurkan, terutama bagi umat Islam yang diberi keberkahan dengan rezeki.
2. Tujuan Kurban dan Aqiqah
Perbedaan kurban dan aqiqah yang sangat terlihat jelas adalah dari sisi tujuannya. Kurban dilakukan dengan tujuan untuk memperingati pengorbanan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS. Selain itu, kurban juga merupakan ungkapan rasa syukur atas nikmat yang diberikan serta merupakan wujud keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Sementara itu, aqiqah adalah tindakan penyembelihan hewan ternak yang dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur orang tua kepada Allah atas kelahiran seorang anak. Biasanya, aqiqah dilakukan bersamaan dengan mencukur rambut bayi.
3. Jenis Hewan yang Digunakan
Perbedaan mendasar antara kurban dan aqiqah juga terlihat pada jenis hewan yang digunakan. Kurban melibatkan penggunaan berbagai jenis hewan seperti kambing, sapi, unta, atau domba. Sementara itu, hewan yang disembelih dalam aqiqah hanyalah kambing atau domba. Untuk kondisi hewan yang disembelih pada kurban dan aqiqah harus dalam kondisi sehat dan bebas dari cacat.
4. Jumlah Hewan
Selanjutnya, perbedaan antara kurban dan aqiqah juga terletak pada jumlah hewan yang digunakan. Dalam kurban, satu ekor sapi atau unta dapat digunakan sebagai hewan kurban untuk tujuh orang. Sementara itu, kambing atau domba hanya boleh dikurbankan untuk satu orang. Meskipun demikian, niat dan pahala kurban dapat ditujukan untuk satu keluarga.
Sedangkan dalam aqiqah, jumlah hewan yang disembelih tergantung pada jenis kelamin bayi yang lahir. Jika bayi berjenis kelamin laki-laki, maka dibutuhkan dua ekor kambing sebagai aqiqah, sedangkan jika bayi berjenis kelamin perempuan, hanya diperlukan satu ekor kambing.
5. Waktu Pelaksanaan
Dari segi waktu pelaksanaannya, terdapat perbedaan yang jelas antara kurban dan aqiqah. Kurban dilakukan sekali dalam setahun pada Hari Raya Idul Adha, tepatnya pada tanggal 10 Dzulhijjah, dan berlanjut hingga Hari Tasyrik pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Sedangkan aqiqah hanya dapat dilaksanakan sekali seumur hidup. Tidak ada batasan waktu khusus untuk melaksanakan aqiqah, tetapi umumnya dilakukan segera setelah kelahiran seorang anak.
6. Upah Penyembelih
Pada kurban, orang yang menyembelih tidak menerima upah secara umum. Biasanya mereka hanya menerima sebagian daging dari hewan kurban yang mereka sembelih sebagai bagian dari kompensasi. Namun dalam aqiqah, orang yang menyembelih hewan aqiqah diperbolehkan untuk meminta upah kepada pihak yang melaksanakan aqiqah.
7. Pemberian Daging
Perbedaan kurban dan aqiqah yang terakhir adalah dalam hal pemberian daging. Seseorang yang berkurban dibolehkan menerima sepertiga bagian daging dari hewan yang dikurbankan. Sementara itu, dua pertiga sisanya diberikan kepada dhuafa, fakir, dan miskin. Namun, dalam aqiqah, daging yang dihasilkan dapat diberikan secara bebas kepada siapa pun, termasuk saudara, tetangga, fakir, dan miskin.
Pilihan editor: Benarkah Hewan Kurban Jadi Kendaraan di Akhirat?
RIZKI DEWI AYU