Idul Fitri 1444 H: Semarak Pawai Takbir Akbar Warga Tambusai di Riau

Kafilah Peserta Pawai  Takbir Akbar serupa bangunan masjid yang diiring-iring masyarakat Desa Suka Maju, Kecamatan Tambusaj, Kabupaten Rokan Hulu, Riau dalam penyambutan malan Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijiriyah, Jum'at 21 April 2023. Foto: Kakak Indra Purnama
Kafilah Peserta Pawai Takbir Akbar serupa bangunan masjid yang diiring-iring masyarakat Desa Suka Maju, Kecamatan Tambusaj, Kabupaten Rokan Hulu, Riau dalam penyambutan malan Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijiriyah, Jum'at 21 April 2023. Foto: Kakak Indra Purnama

TEMPO.CO, Jakarta - Malam takbiran biasanya dirayakan dengan ramai untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri. Ada banyak tradisi atau kebiasaan masyarakat di beberapa daerah untuk meramaikan malam penuh kemenangan ini. 

Salah satunya Pawai Takbir Akbar yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Suka Maju, Kecamatan Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau. Ini merupakan tradisi tahunan masyarakat yang telah ada sejak 2015.

"Mulanya, kegiatan dinisiasi dan dijalankan oleh Ikatan Remaja Masjid Jami Al Muttaqin yang berlokasi di Pasar Cendana Desa Suka Maju. Kemudian, diambil alih oleh pemerintah desa," kata Sekretaris Panitia Pelaksana, Abdul Hasyim Lubis, Jum'at, 21 April 2023.

Hasyim menuturkan, Pawai Takbir Akbar ini dimaknai sebagai kegiatan untuk mempererat persatuan dan kesatuan masyarakat di Desa Suka Maju. Adapun rangkaian kegiatannya berupa lomba takbir keliling menggunakan kendaraan sejenis mobil pick up yang didekorasi menyerupai ornamen bangunan masjid dan Ka'bah. 

"Untuk memotivasi masyarakat dan peserta Pawai Takbir Akbar, kegiatan dibuat dengan sistem lomba. Pesertanya berasal dari enam dusun yang ada di Desa Suka Maju, mereka harus mengirimkan utusan atau kafilah untuk mengikuti kegiatan ini," kata Hasyim. 

Diketahui, kegiatan Pawai Takbir Akbar ini diikuti oleh seluruh elemen masyarakat desa. Menurut Kepala Desa Suka Maju, Ali Nurdin, tradisi ini bukan sekadar menggemakan takbir dan berlomba namun juga memupuk semangat partisipasi masyarakat desa untuk lebih produktif. 

"Pawai takbir akbar termotivasi untuk memeriahkan malam takbiran pada Idul Fitri 1444 H. Motivasinya ada perlombaan. Walaupun perlombaan itu tidak menjadi target hadiah, tapi menjadi antusias kepesertaan masyarakat yang lebih luar biasa," kata Ali. 

Untuk itu, Ali menuturkan, karena tradisi ini termasuk kegiatan positif sebagai wadah ekspresi masyarakat meluapkan perasaan kemenangan dan kemeriahan. "Sehingga ya kalau ini tradisi yang baik, walaupun ada perputaran atau pergantian pemerintahan desa ya tetap kita pertahankan, dan pemerintah desa terus mendukung."

Menurut pengakuan masyarakat, tradisi pawai takbir ini selain untuk menyambut malam 1 Syawal juga merupakan ajang hiburan bagi masyarakat desa. Antusiasme masyarakat tiap kali pawai takbir dilaksanakan sangat tinggi. 

Pada malam itu, biasanya masyarakat akan berkumpul di Pasar Cendana, lokasi pawai diadakan. Mereka kemudian akan mengikuti iring-iringan pawai bersama dengan peserta atau kafilah lomba. Rute pawainya mulai dari pusat desa, berjalan menuju ke desa seberang, lalu kembali lagi ke lokasi pawai. 

"Sebelum tradisi ini ada, masyarakat di sini kalau mau lihat kegiatan semacam ini harus pergi ke daerah lain. Tapi semenjak tradisi ini ada, masyarakat tidak sulit lagi menyaksikan kemeriahan malam Lebaran di kampung sendiri," kata Aswin Hasibuan, masyarakat Pasar Cendana.

Pilihan Editor: Lebaran 2023: Arus Lalu Lintas di Simpang Ciawi Puncak Mulai Padat Sejak Sabtu Siang

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.