Sejak Kapan Sidang Isbat Diselenggarakan untuk Menentukan 1 Ramadan dan Idul Fitri?

Editor

Nurhadi

Pembacaan Sidang Isbat 1 Ramadan Jatuh pada Kamis, 23 Maret 2023 oleh Kemenag RI di Auditorium HM Rasjidi, Jakarta Pusat, Rabu, 22 Maret 2023. TEMPO/TIKA
Pembacaan Sidang Isbat 1 Ramadan Jatuh pada Kamis, 23 Maret 2023 oleh Kemenag RI di Auditorium HM Rasjidi, Jakarta Pusat, Rabu, 22 Maret 2023. TEMPO/TIKA

TEMPO.CO, Jakarta - Sebagai lembaga yang membawahi urusan keagamaan, Kementerian Agama bertanggung jawab menentukan tanggal 1 Ramadan sebagai awal puasa Ramadan dan Idul Fitri. Penentuan tersebut biasa dilakukan melalui sidang Isbat. Lantas, sejak kapan sidang Isbat diselenggarakan?

Dilansir dari kemenag.go.id, sidang Isbat diadakan pertama kali dalam rangka penetapan tanggal 1 Ramadan dan Idul Fitri pada dekade 1950-an. Dalam buku Agenda Kementerian Agama 1950-1952 dijelaskan bahwa penetapan Hari Raya Islam, terutama permulaan puasa Ramadan, selain dengan memperhitungkan peredaran bulan, juga berdasarkan rukyat.

Penentuan tanggal-tanggal hari raya kemudian dilembagakan menjadi wewenang Departemen Agama. Menteri Agama Saifuddin Zuhri menerbitkan Keputusan Menteri Agama Nomor 47 Tahun 1963 menyebut tugas Departemen Agama adalah menetapkan tanggal-tanggal hari raya yang ditetapkan sebagai hari libur. Mekanisme penetapan awal Ramadan, Idul Fitri, dan Idul Adha kemudian dilembagakan menjadi sidang Isbat di Kementerian Agama.

Sejarah penyelenggaraan sidang Isbat tidak lepas dari pembentukan Badan Hisab dan Rukyat (BHR) pada 1972. Dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 76 Tahun 1972, Badan Hisab dan Rukyat diketuai oleh Sa’adoeddin Djambek, seorang pakar ilmu falak terkemuka Muhammadiyah. Keanggotaan Badan Hisab dan Rukyat terdiri dari para ulama/ahli yang berkompeten dari berbagai unsur organisasi dan instansi terkait.

Pada Agustus 1972, Menteri Agama H.A. Mukti Ali menyampaikan tugas Badan Hisab dan Rukyat antara lain menentukan hari-hari besar Islam dan hari libur nasional yang berlaku seluruh Indonesia. Selain itu menyatukan penentuan awal bulan Islam yang berkaitan dengan ibadah umat Islam, seperti 1 Ramadan, 1 Syawal (Idulfitri), 10 Zulhijjah (Idul Adha), dan menjaga persatuan umat Islam serta mengatasi pertentangan dan perbedaan dalam pandangan ahli hisab dan rukyat.

Sejak dekade terakhir, Badan Hisab dan Rukyat yang berada di bawah Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam diubah menjadi Tim Hisab dan Rukyat. Belakangan Tim Hisab dan Rukyat diubah kembali menjadi Tim Unifikasi Kalender Hijriyah. Seiring berjalannya waktu, perjalanan Badan Hisab dan Rukyat terus menyesuaikan dengan kebutuhan zaman.

Pilihan Editor: Mengenal Sidang Isbat, Proses Penting Penentuan 1 Ramadan 1444 H