Sandiaga Sebut Potensi Omzet Industri Kuliner Naik hingga 45 Persen saat Ramadan

Reporter

Pengunjung menyantap kuliner di bazar Istiqlal Halal Expo 2022 dengan latar belakang Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Senin, 18 April 2022. Bazar ini bertujuan untuk memberikan peluang kepada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di bulan Ramadan. TEMPO/ Faisal Ramadhan
Pengunjung menyantap kuliner di bazar Istiqlal Halal Expo 2022 dengan latar belakang Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Senin, 18 April 2022. Bazar ini bertujuan untuk memberikan peluang kepada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di bulan Ramadan. TEMPO/ Faisal Ramadhan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan omzet yang diraih pelaku industri kuliner bisa mencapai 45 persen di Ramadan tahun ini. Seiring dengan dicabutnya Perberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM.

“Pelaku industri kuliner dapat memanfaatkan momen ini untuk dapat menjual produknya lebih banyak lagi. Tentunya didukung dengan inovasi, pasar yang tepat, promosi dan pelayanan yang baik akan lebih meningkatkan penjualan produk,” kata Sandiaga seperti dikutip dari Antara, Selasa, 11 April 2023..

Lebih dalam, Sandiaga juga mengungkapkan bahwa bulan Ramadan juga menjadi peluang bagi para pelaku UMKM untuk meningkatkan penjualan di bidang kuliner. Sebab, industri kuliner selama Ramadan hingga Lebaran ini memiliki potensi kenaikan omzet yang diperkirakan mencapai 35 hingga 45 persen.

“Untuk itu para pelaku UMKM diharapkan dapat memanfaatkan peluang ini dengan tepat manfaat, tepat waktu dan tepat sasaran sehingga bisa menjadikan bulan Ramadan ini sebagai momentum untuk naik kelas,” ujarnya.

Selain itu, menurut Sandiaga, ada tiga hal yang akan menjadi pengeluaran terbesar wisatawan selama mudik dan libur Lebaran. Mulai dari akomodasi, transportasi serta makanan dan minuman.

Oleh sebab itu, mengingat tahun ini pergerakan wisatawan diprediksi mencapai 123,8 juta orang, maka perputaran ekonomi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (termasuk kuliner) pun ditaksir mencapai Rp100 triliun hingga Rp150 triliun.

Terlepas dari momen Ramadan, Sandiaga menjelaskan bahwa industri kuliner memang menjadi industri yang tumbuh positif selama tahun 2020 hingga 2022. Pada tahun lalu, industri kuliner tumbuh 4,90 persen (year-on-year) dan menjadi kontributor terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) untuk industri pengolahan nonmigas dengan 38,35 persen.

“Bahkan pada 2023, industri ini diproyeksikan dapat tumbuh sekitar 6,25 persen dibandingkan 2022. Saya mengimbau kepada para pemudik saat libur Lebaran 2023 untuk mengunjungi destinasi wisata dan berkontribusi kepada ekonomi lokal dengan mengkonsumsi kuliner daerah dan produk ekonomi kreatif,” ujarnya. 

Pilihan EditorBoro Baper Polay Khay, Kuliner Unik Buka Puasa Ala Bangladesh

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.