Selain Ibadah, Inilah Manfaat Puasa bagi Kesehatan Tubuh

Reporter

Editor

Mila Novita

Ilustrasi puasa ramadan. TEMPO/Subekti
Ilustrasi puasa ramadan. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Puasa merupakan salah satu ibadah yang dilakukan umat Islam di seluruh dunia setiap Ramadan. Namun, siapa sangka bahwa di balik berpuasa, tersimpan banyak manfaat bagi kesehatan.

Menurut dokter wellness dan anti-aging Morula IVF Jakarta Fanny R. Imannuddin, manfaat puasa antara lain membantu sistem tubuh untuk menetralisasi racun atau detoksifikasi. "Terkadang tubuh memerlukan detoksifikasi, tetapi terkadang pola nutrisi dan kebiasaan hidup yang kurang baik dapat mengurangi proses tubuh untuk melakukan detoksifikasi pada fungsi organ,” kata dia dalam IG Live #RencanakanKebaikanmu Talks Morula IVF x Cookpad bertema "Puasa Itu Menyehatkan" pada Jumat, 24 Maret 2023. 

Terdapat beberapa pengaruh dalam proses detoksifikasi dalam tubuh, salah satunya fungsi lever. Fungsi lever sangat dipengaruhi oleh konsumsi makanan yang tidak sehat, kurangnya minum air putih, sering mengkomsumsi makanan cepat saji, kurangnya jam tidur, dan stres yang cukup tinggi.

Puasa membantu pengaturan tubuh untuk melakukan detoksifikasi dengan lancar yaitu kurang lebih 12 sampai 14 jam. 

Selain berpuasa, proses detoksifikasi juga berlangsung ketika tidur. “Sebaiknya waktu antara makan malam dan waktu tidur diberi jeda waktu 4 jam, karena setelah makan tubuh kita akan memproduksi yang namanya insulin. Ketika tubuh selesai memproduksi insulin lalu kita tidur malam maka lever tidak akan memproduksi secara alami untuk proses detoksifikasinya,” kata Fanny

Saat berpuasa tubuh memerlukan ekstra kerja keras dalam detoksifikasi terutama pada waktu siang hari. itu sebabnya, nutrisi yang seimbang disaat sahur sangat mempengaruhi tubuh agar berhasil dalam detoksifikasi. 

“Ketika kita sahur mengkomsumsi nutrisi yang tidak sehat maka proses detoksifikasi yang harusnya berjalan 12 jam pada akhirnya berakhir tidak maksimal. (Nutrisi yang tidak sehat) seperti terlalu banyak mengkomsumsi karbo, atau konsumsi proteinnya yang terlalu banyak, atau makanan-makanan yang sifatnya mengandung pemanis,” ujar  Fanny

Tips memilih asupan yang bergizi untuk sahur

Asupan sahur sebaiknya bergizi seimbang, baik nutrisi makro maupun mikro. Kebutuhan makro nutrien antara lain karbohidrat, protein, dan lemak. Kebutuhan karbohidrat bisa dipenuhi dengan makanan berserat tinggi, seperti buah-buahan, umbi-umbian, nasi merah, ataupun makanan dari golongan kentang. Porsi karbohidrat kurang lebih 30 sampai 40 persen untuk kebutuhan sahur. Karbohidrat akan diuban menjadi glukosa sebagai sumber energi tubuh. 

“Perlu dicatat bahwa kita tidak terlalu memerlukan kadar glukosa yang terlalu tinggi tetapi kita memerlukan kadar glukosa yang bisa di-maintenance di dalam darah kita,” ujar Fanny 

Kebutuhan makro nutrien lain adalah protein yang cukup sesuai dengan berat tubuh kita. Contohnya jika berat badan kita 50 kilogram maka kita harus membagi porsinya dalam 1 hari yaitu 25 persen untuk sahur dan 25 persen untuk berbuka puasa. 

Jangan lupa juga mengomsumsi kebutuhan lemak baik, contohnya adalah dengan mengkomsumsi buah alpukat, susu almond, omega 3, dan olive oil. 

Mikro nutrian bisa kita dapatkan dengan mengkomsumsi buah-buahan yang banyak mengandung air. Selain memenuhi kebutuhan vitamin, buah-buahan juga berguna agar tubuh tidak mengalami dehidrasi dan dapat menyimpan kadar gula yang lama pada tubuh.

DWI NUR AZIZAH

Pilihan Editor: Jangan Paksakan Diri, Penderita Diabetes Harus Lakukan Ini bila Mau Puasa Ramadan

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.