Benarkah Puasa Ramadhan Bakal Bebani Jam Biologis Pengidap Insomnia?

Ilustrasi pria insomnia dan jus ceri. shutterstock.com
Ilustrasi pria insomnia dan jus ceri. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Bulan suci Ramadhan akan tiba dalam beberapa hari, umat muslim di seluruh dunia sebentar lagi harus melaksanakan ibadah puasa Ramadhan.

Puasa adalah ibadah yang wajib dilakukan orang-orang dalam golongan yang disebutkan kemenag.go.id sebagai berikut.

  • orang islam,
  • sudah baligh,
  • berakal sehat,
  • orang yang menetap atau tidak bepergian, dan
  • orang yang sehat dan mampu.

Oleh karena sifatnya yang wajib, maka siapa pun yang termasuk dalam kriteria tersebut harus menahan rasa lapar dan haus sejak shubuh hingga magrib. Termasuk juga di dalamnya ibadah sunnah sahur.

Untuk melaksanakan sahur atau makan sebelum berpuasa, para umat muslim harus bangun sebelum adzan subuh berkumandang. Karena hukumnya yang sunnah tetapi diutamakan, maka sebisa mungkin sahur tidak ditinggalkan, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:

“Sahur itu berkah, maka jangan tinggalkan meski hanya dengan seteguk air. Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang sahur.” (HR. Ahmad).

Berpuasa saat Ramadan artinya harus bangun subuh selama sebulan penuh. Lalu bagaimana dengan para pengidap insomnia, apakah berdampak pada kesehatan mereka?

Puasa Ramadhan dan Insomnia

Dimulainya bulan Ramadhan membuat banyak orang memanfaatkan momen bulan suci ini dengan makan larut malam yang mengubah gaya hidup mereka.

Frekuensi berkumpul bersama sanak saudara dan teman juga cenderung meningkat pada bulan puasa. Akibatnya, seseorang bisa menghadapi kekurangan tidur yang akut di malam hari.

Pada dasarnya, tidur ialah bagian penting dari kesehatan fisik dan mental manusia. Ia juga merupakan salah satu kunci terkuat dalam meningkatkan keadaan seseorang.

Oleh karena itu, tak jarang orang yang mengalami kekurangan tidur terlihat malas, ngantuk, dan suasana hatinya berubah-ubah. Hal ini karena kurangnya energi untuk menangani situasi dan membantu mengelola emosi.

Tidak semua orang yang sahur dan berpuasa mengalami insomnia. Mengutip dari dailysabah.com, ada beberapa tips yang dapat untuk membantu tidur lebih nyenyak selama bulan suci Ramadan.

  1. Pertahankan waktu tidur yang teratur

Tidur dan bangun pada waktu yang kurang lebih sama setiap hari akan memprogram tubuh untuk tidur lebih nyenyak. Pilihlah waktu tidur di mana Anda paling mungkin merasa mengantuk.

  1. Kurangi kafein

Mengonsumsi kafein di malam hari akan mengganggu proses tertidur dan mencegah tidur nyenyak. Efek kafein dapat bertahan lama, bahkan hingga 24 jam, sehingga kemungkinan mempengaruhi tidur menjadi signifikan.

Untuk itu, minumlah minuman susu hangat atau teh herbal sebagai gantinya.

  1. Jangan merokok

    Bagi perokok aktif, sulit untuk tidak merokok setidaknya 16 jam selama berpuasa. Terlebih hal ini dilakukan setiap hari selama Ramadan.

Akan tetapi, untuk mengurangi potensi insomnia, maka kurangi, atau bahkan hindari merokok. Hal ini karena orang yang merokok membutuhkan waktu lebih lama untuk tertidur, mereka lebih sering bangun, dan sering mengalami gangguan tidur.

  1. Berolahraga secara teratur

Olahraga ringan secara teratur seperti berlari atau berjalan dapat membantu meredakan ketegangan yang menumpuk sepanjang hari.

Tetapi ingat, jangan melakukan olahraga berat terlalu dekat dengan waktu tidur karena dapat membuat badan tetap terjaga.

5. Jangan terlalu memanjakan diri

Memanjakan diri dengan makan terlalu banyak saat berbuka puasa Ramadhan, terlebih ketika larut malam bisa mengganggu pola tidur. Tubuh akan bekerja lebih keras untuk mencerna makanan, sehingga  tidak dapat beristirahat lebih cepat. Stimulan yang awalnya membantu tertidur justru akan mengganggu tidur di malam hari. Maka dari itu, makanlah secukupnya saja dan jangan berlebihan.

DAILY SABAH | KEMENAG 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.