Kemenhub Bakal Terapkan 3 Skema Rekayasa Lalu Lintas saat Mudik Lebaran 2022

Reporter

Kendaraan pemudik arah Jakarta melintas di jalur Pantura, Tegal, Jawa Tengah, Senin, 10 Juni 2019. Pada H+5 Lebaran 2019, arus balik yang didominasi sepeda motor dari arah Jawa Tengah menuju Jakarta di jalur Pantura masih terpantau ramai lancar. ANTARA/Oky Lukmansyah
Kendaraan pemudik arah Jakarta melintas di jalur Pantura, Tegal, Jawa Tengah, Senin, 10 Juni 2019. Pada H+5 Lebaran 2019, arus balik yang didominasi sepeda motor dari arah Jawa Tengah menuju Jakarta di jalur Pantura masih terpantau ramai lancar. ANTARA/Oky Lukmansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dilaporkan telah menyiapkan beberapa cara untuk mengurangi kepadatan saat mudik Lebaran 2022. Salah satu caranya dengan menerapkan tiga skema rekayasa lalu lintas.

Hal tersebut dibenarkan langsung oleh Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya. Persiapan tiga skema tersebut ia sampaikan setelah dirinya memimpin rapat koordinasi Simulasi Pergerakan dan Antisipasi Puncak Arus Lalu Lintas di Jalan Tol Pada Masa Mudik Lebaran Tahun 2022.

"Dari apa yang kita bahas tadi pertama kali sudah disampaikan bahwa kita ada tiga macam skenario. Bisa dilakukan mulai tanggal 28 April, atau juga bisa tanggal 25 April," ujar dia seperti dikutip Tempo dari Antara, Sabtu, 16 April 2022.

Lebih lanjut dirinya menjelaskan bahwa tiga skema rekayasa lalu lintas tersebut adalah contra flowone way, dan penerapan ganjil genap di jalan tol. Dengan tiga skema itu, ia berharap mudik Lebaran 2022 bakal lancar.

Pasalnya, kata dia, sektor darat menjadi titik krusial selama periode mudik. Berdasarkan survei yang dilakukan Balitbanghub, ada sekitar 47 persen dari 85,5 juta pemudik bakal menggunakan jalur darat.

"Kita akui bahwa Cipali atau dari Jakarta menuju Semarang adalah daerah paling rawan sehingga perlu rekayasa lalu lintas," ucap Menhub menambahkan.

Budi juga menegaskan pihaknnya bakal terus melakukan kalkulasi simulai secara akurat sesuai dengan kondisi lapangan. Maka dari itu, dirinya meminta kepada para pemangku kepntingan untuk memformulasikan secara teknis terkait rekayasa lalu lintas mudik Lebaran 2022.

“Pasalnya saat ini bisa saja bukan hanya pemudik yang melakukan perjalanan, tetapi ada juga masyarakat yang ingin berwisata juga. Maka dari itu perlu antisipasi dan solusi penanganan yang baik,” tutup dia.

Baca juga:  Avanza dan Veloz Mendominasi Penjualan Mobil Toyota pada Maret 2022

ANTARA

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.