Puasa Bermanfaat untuk Psikologis, Mengurangi Stres dan Depresi

Reporter

Editor

Bram Setiawan

Ilustrasi puasa ramadan. TEMPO/Subekti
Ilustrasi puasa ramadan. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, JakartaPuasa tak hanya bertujuan ibadah, tapi juga bermanfaat untuk kesehatan mental. Saat berpuasa, ada dampak positif psikologis. Puasa menjadi aktivitas yang meminimalkan risiko penyakit. Puasa pun bermanfaat untuk mengurangi stres, kecemasan, juga menjaga suasana hati.

Manfaat psikologis berpuasa

Mengutip WebMD, manfaat puasa untuk kesehatan mental membutuhkan waktu menyesuaikan diri. Setelah tubuh memulihkan diri dari racun, aliran darah pun bersih menuju otak. Itu bermanfaat untuk pikiran yang jernih juga memperbaiki memori. Ketajaman indra pun akan meningkat.

Ketika berpuasa, berkurang racun yang mengalir dalam darah dan sistem limfatik. Adapun limfatik merupakan sistem getah bening, bagian utama dalam kekebalan tubuh. Saat berpuasa, energi yang biasanya digunakan untuk mencerna makanan dialihkan untuk kinerja otak.

Mengutip laporan ilmiah dalam Multidisciplinary Digital Publishing Institute, puasa dalam jangka panjang menyebabkan efek positif untuk kesehatan psikologis. Puasa memiliki efek positif mengatasi kecemasan (stres), depresi dan pengurangan indeks massa tubuh tanpa meningkatkan kelelahan.

Laporan ilimiah lain yang dimuat dalam Frontiers, meneliti kelompok responden pemula dan pengalaman. Responden melakukan puasa selama 22 hari. Hasilnya, kelompok pemula masih menunjukkan perasaan negatif dan tidak stabil selama berpuasa. Sedangkan, kelompok berpengalaman menunjukkan respons psikologis yang stabil.

HENDRIK KHOIRUL MUHID 

Baca: Manfaat Puasa untuk Mengendalikan Gula Darah

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu