Asal Mula Masjid Agung Kebayoran Menjadi Masjid Al Azhar, Kiprah Buya Hamka

Reporter

Ribuan umat muslim melaksanakan shalat Idul di area lapangan Masjid Al-Azhar, Jakarta Jumat 31 Juli 2020. Masjid Agung Al-Azhar menerapkan protokol kesehatan dalam menyelenggarakan ibadah shalat Idul Adha berjemaah, seperti dipersiapkan shaf shaf yang berjarak, sehingga memenuhi physical distancing. TEMPO/Subekti.
Ribuan umat muslim melaksanakan shalat Idul di area lapangan Masjid Al-Azhar, Jakarta Jumat 31 Juli 2020. Masjid Agung Al-Azhar menerapkan protokol kesehatan dalam menyelenggarakan ibadah shalat Idul Adha berjemaah, seperti dipersiapkan shaf shaf yang berjarak, sehingga memenuhi physical distancing. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Masjid Al Azhar selesai dibangun pada 1958 dan saat itu diresmikan dengan nama Masjid Agung Kebayoran. Didirikan oleh 14 tokoh Masyumi untuk memiliki sebuah masjid utama di kawasan Kebayoran Baru. Gagasan yang awalnya berasal dari pemikiran Mr Syamsudin selaku Menteri Sosial RI pada saat itu.

Mulanya, para tokoh tersebut mendirikan Yayasan Pesantren Islam (YPI) tepatnya pada 7 April 1952. Yayasan tersebut pada 19 November 1953 mulai merancang pembangunan sebuah masjid di area sebesar 43. 755 meter per segi di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Pada 1960-an, Rektor Universitas al-azhar Kairo, Mesir, Prof Dr Mahmoud Syaltout melakukan ceramah terbuka di Masjid Agung Kebayoran itu dan pada saat itu ia merasa terkesan dengan kemegahan masjid tersebut. Ia menyarankan untuk memberi nama masjid tersebut menjadi di Masjid Agung Al Azhar.

Selain itu, penamaan ini pun merujuk pada pencapaian imam besar, Abdul Malik Karim Amrullah atau Buya Hamka, yang merupakan seorang ulama dan aktivis Islam yang dianugerahi gelar doktor kehormatan oleh Universitas Al-Azhar Mesir.

Masjid Agung Al Azhar ini pernah menyandang status sebagai masjid terbesar di Jakarta sebelum pembangunan Masjid Istiqlal selesai pada 1978 dan masjid ini dikukuhkan oleh Pemda DKI Jakarta sebagai salah satu dari 18 situs tapak sejarah perkembangan Kota Jakarta selain itu juga masjid ini ini dijadikan sebagai cagar budaya nasional pada tanggal 19 Agustus 1993.

Dari segi bangunan masjid al-azhar tentu saja telah dinilai megah seperti yang telah dikatakan oleh Mahmoud Syaltout yang memiliki ornamen-ornamen seperti kubah bawang yang bercat putih mengikuti ciri khas arsitektur masjid di Timur Tengah dan dilengkapi sebuah menara.

Masjid Al Azhar terletak di Kompleks sekolah Al Azhar Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Pada 1967, Komplek Al Azhar mulai berkembang seperti adanya penambahan Sebuah taman kanak-kanak dan juga mendirikan Universitas Al Azhar Indonesia tepatnya pada tahun 2000.

Selain itu, masjid ini pun tidak hanya didirikan sebagai tempat beribadah saja atau berdakwah namun juga sarana pendidikan. Di Kompleks Masjid Agung Al Azhar  terdapat sekolah dan universitas. Masjid ini merupakan salah satu masjid modern pertama yang ada di Indonesia, yang ditandai dengan kelengkapan fasilitas seperti adanya perpustakaan Islam, ruangan kuliah, ruang seminar, klinik kesehatan, ruangan kelas untuk mata pelajaran agama, dan serta asrama.

ASMA AMIRAH

Baca: Khatib Masjid Al Azhar Beberkan 3 Alasan Umat Islam Wajib Bela Palestina