Menkes dan Menteri Iltek Malaysia Berbeda Pandangan Soal Mudik Ramadan 2021

Sejumlah orang yang mengenakan masker melewati sebuah jalan di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa, 24 November 2020. Total kasus Covid-19 nasional di Malaysia bertambah menjadi 58.847. (Xinhua/Chong Voon Chung)
Sejumlah orang yang mengenakan masker melewati sebuah jalan di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa, 24 November 2020. Total kasus Covid-19 nasional di Malaysia bertambah menjadi 58.847. (Xinhua/Chong Voon Chung)

TEMPO.CO, Jakarta - Kenaikan kasus COVID-19 di Malaysia mengancam rencana mudik warga lokal pada Ramadan tahun ini. Menteri Kesehatan Malaysia Adham Baba menyatakan dirinya telah mengusulkan ke pemerintah pusat untuk melarang mudik dulu tahun ini.

Dikutip dari Channel News Asia, Adham Baba memiliki dua alasan kenadap mudik tidak ideal untuk Ramadan 2021. Pertama, karena varian baru COVID-19 masih mengancam di Malaysia. Kedua, karena kampanye vaksinasi masih berjalan dan lebih berfokus menyelesaikan hal tersebut.

"Namun, beberapa partai juga mengajukan pemerintah untuk mengusulkan mudik diperbolehkan untuk merayakan Idul Fitri nanti," ujar ia, Kamis, 15 April 2021.

Baba tidak menutup kemungkinan usulannya disesuaikan kembali, misalnya diperbolehkan untuk mereka yang sudah divaksinasi. Namun, ia menyatakan hal itu akan bergantung pada temuan dan rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) serta Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika menyusul adanya sejumlah kasus efek samping vaksin.

Seorang anak laki-laki yang mengenakan masker duduk di pinggir jalan di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa, 24 November 2020. Malaysia pada Selasa kemarin melaporkan 2.188 kasus baru Covid-19. (Xinhua/Chong Voon Chung)

Jika usulan Baba diterima, maka Ramadan 2021 akan menjadi kali keduanya warga Malaysia tidak bisa mudik. Tahun lalu, warga Malaysia juga dilarang untuk mudik atas pertimbangan kasus pandemi COVID-19 yang buruk.

Menteri Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Inovasi, Khairy Jamaludin, beranggapan berbeda. Ia merasa mudik bisa menjadi cara bagi warga Malaysia untuk menemani orang tua mereka untuk mengikuti vaksinasi COVID-19. Ia memberi contoh kasus seorang warga Kuala Lumpur yang pulang ke rumahnya di Negeri Sembilan hanya untuk menemani orang tuanya vaksinasi.

Khairy Jamaludin yakin sejumlah penyesuaian bisa dilakukan untuk memastikan mudik tetap bisa berjalan. Misalnya, kata ia yang juga koordinator vaksinasi COVID-19, dengan menunjukkan undangan vaksinasi.

Apabila mengacu pada situasi saat ini, mudik bagi warga Malaysia memang tidak memungkinkan. Pemerintah telah menerapkan Perintah Pembatasan Gerakan (MCO) kedua sejak Januari lalu dan memperpanjangnya hingga akhir April ini. Adapun MCO diberlakukan untuk menekan penyebaran COVID-19.

Per berita ini ditulis, Malaysia mencatatkan 367 ribu kasus dan 1.363 korban meninggal akibat COVID-19. Dalam 24 jam terakhir, angka kasus dan kematian bertambah 2.148 orang serta 10 korban meninggal.

Baca juga: Puasa Ramadan, Malaysia Longgarkan Lockdown


ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA