Permintaan Ekspor Songkok Produksi Lamongan Melonjak Saat Ramadan

Kebanjiran Orderan, Pembuat Songkok Raup Untung Puluhan Juta. TEMPO/Iqbal Lubis
Kebanjiran Orderan, Pembuat Songkok Raup Untung Puluhan Juta. TEMPO/Iqbal Lubis

TEMPO.CO, Lamongan - Permintaan ekspor untuk songkok produksi Desa Pengangsalan Kecamatan Kalitengah, Kabupaten Lamongan, selama bulan Ramadan ini meningkat dibanding hari-hari biasa. Ekspor songkok ke Negara Malaysia dan Brunei Darussalam mulai dilakukan pada tahun 2015 silam. 

Peningkatan produksi songkok dari Desa Pengangsalan, Kalitengah, terjadi pada dua pekan terakhir menjelang Ramadan. Data di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lamongan menyebutkan, pengiriman songkok ke luar negeri, biasanya dilakukan antara tiga pekan atau satu bulan sekali.

Baca: Bulan Ramadan, Pertamina Minta Penimbun Elpiji Melon Dirazia

Tetapi sekarang ini permintaan pengiriman barang sudah dilakukan dua pekan sekali. ” Iya meningkat,” ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lamongan, Mohammad Zamroni pada Tempo Jumat, 18 Mei 2018.

Zamroni menyebutkan, rata-rata pengiriman songkok untuk bernilai Rp 500 juta. Ia memperkirakan angka pengiriman ini akan meningkat, mengingat permintaan jumlahnya barang yang dikirim juga naik. Bahkan, ekspor awal Ramadan ini, permintaan barangnya tidak terpenuhi. “Ya, karena terus meningkat."

Produksi songkok berpusat di Desa Pengangsalan, Kecamatan Kalitengah. Di desa berpenduduk 1436 jiwa ini, lebih dari 80 persennya menjadi perajin songkok. Bahkan sekarang ini ada sekitar 700 perajin songkok di desa ini.

Produksi rumahan songkok ini, telah dimulai tahun 1990-an silam. Namun, saat-saat awal produksi rumahan itu, perajin songkok lebih memilih sebagai pekerja dengan order songkok dari Gresik—kabupaten tetangga Lamongan. Sebuah perusahaan di Gresik, memberikan order berupa pengerjaan songkok untuk dikerjakan di rumah-rumah warga.

Namun, sejak 15 tahun terakhir Pemerintah Kabupaten Lamongan, berupaya melakukan pembinaan di antaranya dengan memberikan modal dari Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Program ini terus berkembang, order songkok dari Desa pinggir Sungai Bengawan Solo ini pun terus meningkat, terlebih selama Ramadan ini. Selain itu juga permintaan ekspor terhitung pada tahun 2015 silam.