Menengok Tradisi Pelebon, Pembakaran Jenazah Kaum Bangsawan di Bali
Editor
Selasa, 11 Juni 2024 08:07 WIB
Patung banteng berisi peti mati mendiang Tjokorda Istri Rai Dharmawati, anggota keraton Ubud, terbakar saat prosesi upacara kremasi kerajaan yang dikenal dengan 'Pelebon', di Ubud, Gianyar, Bali, 10 Juni 2024. REUTERS/Johannes P. Christo
Umat ????Hindu Bali mengangkut peti mati Tjokorda Istri Rai Dharmawati, anggota istana kerajaan Ubud, saat prosesi upacara kremasi kerajaan yang dikenal dengan 'Pelebon', di Ubud, Gianyar, Bali, 10 Juni 2024. REUTERS/Johannes P. Christo
Umat ????Hindu Bali menggendong anggota keluarga kerajaan Ubud saat prosesi upacara kremasi kerajaan yang dikenal dengan 'Pelebon', Tjokorda Istri Rai Dharmawati, anggota istana kerajaan Ubud, di Ubud, Gianyar, Bali, 10 Juni 2024. REUTERS/Johannes P. Christo
Umat ????Hindu Bali membawa peti mati Tjokorda Istri Rai Dharmawati, anggota istana kerajaan Ubud, saat prosesi upacara kremasi kerajaan yang dikenal dengan 'Pelebon', di Ubud, Gianyar, Bali, 10 Juni 2024. REUTERS/Johannes P. Christo
Umat ????Hindu Bali mengangkut peti mati Tjokorda Istri Rai Dharmawati, anggota istana kerajaan Ubud, saat prosesi upacara kremasi kerajaan yang dikenal dengan 'Pelebon', di Ubud, Gianyar, Bali, 10 Juni 2024. REUTERS/Johannes P. Christo
Patung banteng berisi peti mati mendiang Tjokorda Istri Rai Dharmawati, anggota keraton Ubud, saat prosesi upacara kremasi kerajaan yang dikenal dengan 'Pelebon', di Ubud, Gianyar, Bali, 10 Juni 2024. REUTERS/Johannes P. Christo