Peneliti Malaysia Ciptakan Robot untuk Bantu Panen Kelapa Sawit

Jumat, 7 Oktober 2022 19:36 WIB

Muhammad Haziq Ramli menunjukkan Terer, kerangka luar robot dalam pengujian prototipe di perkebunan kelapa sawit di Yong Peng, Johor, Malaysia, 8 September 2022. Peneliti Malaysia menggunakan exoskeleton untuk meningkatkan panen kelapa sawit di tengah krisis tenaga kerja. REUTERS/Hasnoor Hussain

Muhammad Haziq Ramli menunjukkan Terer, kerangka luar robot dalam pengujian prototipe di perkebunan kelapa sawit di Yong Peng, Johor, Malaysia, 8 September 2022. Peneliti Malaysia menggunakan exoskeleton untuk meningkatkan panen kelapa sawit di tengah krisis tenaga kerja. REUTERS/Hasnoor Hussain

Muhammad Haziq Ramli membawa pelepah kering kelapa sawit menggunakan Terer, kerangka luar robot selama pengujian prototipe di perkebunan kelapa sawit di Yong Peng, Johor, Malaysia, 8 September 2022. Haziq Ramli menggunakan pakaian yang menyerupai jetpack ringan, dengan tiang diikatkan ke bisepnya, untuk memotong pelepah dan tandan buah dari pohon kelapa sawit. REUTERS/Hasnoor Hussain

Muhammad Haziq Ramli membawa pelepah kering kelapa sawit menggunakan Terer, kerangka luar robot selama pengujian prototipe di perkebunan kelapa sawit di Yong Peng, Johor, Malaysia, 8 September 2022. Haziq Ramli menggunakan pakaian yang menyerupai jetpack ringan, dengan tiang diikatkan ke bisepnya, untuk memotong pelepah dan tandan buah dari pohon kelapa sawit. REUTERS/Hasnoor Hussain

Hazlina Salamat menempatkan sensor di lengan asisten labnya untuk menguji Terer, prototipe eksoskeleton di lab Universitas Teknologi Malaysia di Kuala Lumpur, Malaysia, 20 September 2022. Bekerja di lahan keluarga seluas 1,2 hektar, ia adalah untuk mencoba menyempurnakan gadget yang disebut wearable exoskeleton, yang menjanjikan untuk meringankan beban pekerja yang harus memotong beban seberat 8 kg. REUTERS/Hasnoor Hussain

Hazlina Salamat menempatkan sensor di lengan asisten labnya untuk menguji Terer, prototipe eksoskeleton di lab Universitas Teknologi Malaysia di Kuala Lumpur, Malaysia, 20 September 2022. Bekerja di lahan keluarga seluas 1,2 hektar, ia adalah untuk mencoba menyempurnakan gadget yang disebut wearable exoskeleton, yang menjanjikan untuk meringankan beban pekerja yang harus memotong beban seberat 8 kg. REUTERS/Hasnoor Hussain

Hazlina Salamat menempatkan sensor di lengan asisten labnya untuk menguji Terer, prototipe eksoskeleton di lab Universitas Teknologi Malaysia di Kuala Lumpur, Malaysia, 20 September 2022. Hazlina memperkirakan 200.000 ringgit telah dihabiskan untuk mengembangkan prototipe, dan membayangkan exoskeleton dapat menelan biaya sekitar 7.000 ringgit jika diproduksi secara massal. REUTERS/Hasnoor Hussain

Hazlina Salamat menempatkan sensor di lengan asisten labnya untuk menguji Terer, prototipe eksoskeleton di lab Universitas Teknologi Malaysia di Kuala Lumpur, Malaysia, 20 September 2022. Hazlina memperkirakan 200.000 ringgit telah dihabiskan untuk mengembangkan prototipe, dan membayangkan exoskeleton dapat menelan biaya sekitar 7.000 ringgit jika diproduksi secara massal. REUTERS/Hasnoor Hussain

Hazlina Salamat menguji eksoskeleton prototipe, Terer di lab Universitas Teknologi Malaysia di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 20 September 2022. Krisis tenaga kerja diperkirakan akan merugikan perusahaan lebih dari 20 miliar ringgit tahun ini. REUTERS/Hasnoor Hussain

Hazlina Salamat menguji eksoskeleton prototipe, Terer di lab Universitas Teknologi Malaysia di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 20 September 2022. Krisis tenaga kerja diperkirakan akan merugikan perusahaan lebih dari 20 miliar ringgit tahun ini. REUTERS/Hasnoor Hussain

Hazlina Salamat memegang Terer, prototipe eksoskeleton yang dirancang untuk pekerjaan perkebunan kelapa sawit di Yong Peng, Johor, Malaysia, 8 September 2022. REUTERS/Hasnoor Hussain

Hazlina Salamat memegang Terer, prototipe eksoskeleton yang dirancang untuk pekerjaan perkebunan kelapa sawit di Yong Peng, Johor, Malaysia, 8 September 2022. REUTERS/Hasnoor Hussain


1 dari Gambar