Jika Pantura Macet, Jalur Tengah Jadi Jalur Alternatif Pemudik

Sejumlah kendaraan melintas di jalur Pantura ruas Juwana-Rembang, Jateng, (4/8). Kondisi jalan sepanjang 10 kilometer itu masih dalam proses pelebaran dan pembetonan sehingga mengakibatkan arus lalu lintas menjadi tersendat. FOTO ANTARA/R. Rekotomo
Sejumlah kendaraan melintas di jalur Pantura ruas Juwana-Rembang, Jateng, (4/8). Kondisi jalan sepanjang 10 kilometer itu masih dalam proses pelebaran dan pembetonan sehingga mengakibatkan arus lalu lintas menjadi tersendat. FOTO ANTARA/R. Rekotomo

TEMPO.CO, Bojonegoro - Jika pantai utara macet, pemudik bisa manfaatkan jalur tengah antara Kabupaten Rembang dan Cepu hingga Bojonegoro. Jalan penghubung antara Jawa Timur dan Jawa Tengah ini bisa menghubungkan jalur utara dan selatan.

Di pantai utara (pantura) Jawa, penghubung jalur tengah berada di Kabupaten Rembang, lalu ke Blora dan Cepu, Jawa Tengah. Setelah melewati jembatan Sungai Bengawan Solo, sekaligus pembatas Provinsi Jawa Tengah-Jawa Timur, pemudik masuk di Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro.

Dari Kecamatan Padangan ini, pemudik bisa memilih dua jalur sekaligus, yaitu terus ke arah timur menuju Kota Bojonegoro-Lamongan-Surabaya. Tetapi juga, bisa belok ke kanan lewat ke Ngawi-Madiun-Kediri atau ke Nganjuk-Jombang hingga Surabaya—lewat jalur selatan.

Tetapi untuk menghindari macet, pemudik disarankan lewat jalur tengah, yaitu dari Cepu kemudian, Kota Bojonegoro-Babat dan Lamongan. Saat melewati Kecamatan Babat, terdapat perempatan yang menghubungkan tiga kota sekaligus. Yaitu, Babat-Jombang, Babat-Tuban, dan Babat-Kota Lamongan-Gresik dan Surabaya.

Menurut juru bicara Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Heru Sugiharto, jalur tengah dari Cepu-Blora hingga ke Bojonegoro, relatif nyaman bagi pemudik. Selain jalannya, sebagian sudah lebar—rata-rata lebar jalan 10 hingga 12 meter, juga untuk menghindari jalur pantura dan selatan.

”Tidak terlalu macet,” ujarnya pada Tempo Kamis 22 Juni 2017.

Sementara itu Kepolisian Resort Bojonegoro menyiapkan tujuh posko Ramadan 2017 di beberapa titik jalur utama. Di antaranya, di Kecamatan Padangan, yang menupakan pintu masuk Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah. Kemudian, posko Watu Jago, di Kecamatan Margomulyo, sekaligus jalur perbatasan antara Bojonegoro dan Ngawi.

Kemudian, Posko besar lainnya, yaitu di depan Stasiun Kota Bojonegoro. Untuk posko ini, dilengkapi dengan petugas medis, polisi berikut anggota TNI-AD, pramuka serta Satuan Polisi Pamong Praja. Dua pos lainnya, berada di Terminal Rajekwesi Kota Bojonegoro dan Posko Kecamatan Baureno, berlokasi di perbatasan dengan Babat, Lamongan.

”Posko kita optimalkan di jalur padat,” ujar Kepala Kepolisian Resort Bojonegoro, Ajun Komisaris Besar Polisi Wahyu Sri Bintoro dalam relesenya, Kamis 22 Juni 2017.

Dia menambahkan, polisi juga ikut aktif mengamankan beberapa titik pasar tumpah yang berada di jalur utama lintas provinsi.

SUJATMIKO