Tip Mudik Aman dengan Bersepeda Motor  

Pemudik pengguna sepeda motor melintas di persimpangan jalan alternatif Syekh Quro dan jalan Cilamaya, Karawang, Jawa Barat, Sabtu, 2 Juli 2016. Memasuki H-4 Lebaran, pemudik bersepeda motor merajai ruas jalur utama Pantai Utara (Pantura) Jawa di Subang, Jawa Barat. ANTARA/M Agung Rajasa
Pemudik pengguna sepeda motor melintas di persimpangan jalan alternatif Syekh Quro dan jalan Cilamaya, Karawang, Jawa Barat, Sabtu, 2 Juli 2016. Memasuki H-4 Lebaran, pemudik bersepeda motor merajai ruas jalur utama Pantai Utara (Pantura) Jawa di Subang, Jawa Barat. ANTARA/M Agung Rajasa

TEMPO.CO, Jakarta - Para calon pemudik yang terpaksa melakukan perjalanan menuju kampung halaman menggunakan sepeda motor, hendaknya memperhatikan sejumlah hal penting, dari persiapan perjalanan hingga waktu istirahat, guna menekan potensi kecelakaan.

Koordinator Jaringan Aksi Keselamatan Jalan (Jarak Aman) dan pengamat perilaku berkendara, Edo Rusyanto, menuturkan bahwa hal utama yang harus dilakukan jika terpaksa mudik menggunakan sepeda motor adalah mempersiapkan fisik pemudik dengan tidur minimal delapan jam sebelum berangkat.

Persiapkan fisik

Bagi para pemudik yang terpaksa melakukan perjalanan menggunakan sepeda motor diharuskan memiliki fisik prima. Untuk itu, sebelum berangkat para pemudik, terutama pengendara, diharuskan sudah tidur minimal delapan jam.

Periksa kondisi kendaraan

Setelah fisik pengendara dipastikan dalam kondisi prima, langkah kedua adalah memeriksa kembali kondisi kendaraan. Edo menuturkan hal utama yang diperiksa adalah kondisi ban, rantai, kinerja rem, mesin, kelistrikan, dan fungsi-fungsi lampu, serta surat-surat kendaraan.

Selain itu, hal-hal mendetail seperti tekanan angin ban, tutup pentil, penggunaan alat-alat keselamatan wajib, seperti kaca helm, sarung tangan, hingga jas hujan yang aman harus diperhatikan.

Ritme istirahat

Edo mengatakan pemudik sepeda motor harus beristirahat setiap dua jam berkendara guna menjaga kondisi fisik tetap prima dan mencegah kelelahan yang bisa mengakibatkan kelengahan bahkan kecelakaan.

"Tentukan ritme istirahat, dua jam sekali, karena saat berkendara tulang belakang manusia menanggung beban yang lebih berat daripada tulang lain," kata Edo. Ia juga mengatakan emosi pengendara akan menjadi tidak stabil jika berkendaraan terlalu lama.

Tentukan rute

Pemudik harus menentukan rute terbaik saat mudik ke kampung halaman. Edo mengatakan rute terbaik bukanlah rute tercepat sampai ke tujuan, melainkan rute yang aman.

"Ujung-ujungnya bisa emosi kalau rute tidak ditentukan. Saat ini sudah ada GPS, silakan pilih rute yang aman, nyaman, dan selamat," tuturnya.

Tentukan waktu berangkat

Edo mengatakan waktu terbaik untuk melaksanakan mudik adalah pagi hari sekitar waktu subuh karena fisik dalam kondisi segar. Berkendara tengah malam tidak dianjurkan karena potensi mengantuk dan risiko kecelakaan.

"Dinihari setelah salat subuh karena tubuh segar dan siap untuk perjalanan," kata Edo. "Mudik tengah malam memang menghindari kemacetan atau terik matahari, tapi risiko celaka menganga karena faktor ngantuk."

Jangan memuat barang melebihi kapasitas

Edo berpesan agar para pemudik tidak membawa barang-barang melebihi kapasitas pada sepeda motor. Barang yang terlalu banyak dan berat akan membuat pengendara cepat lelah dan berpotensi kecelakaan.

"Barangnya dikirim saja, lebih baik bayar biaya pengiriman daripada menanggung risiko lelah membawa barang," kata dia.

Jangan memaksakan diri

Edo mengatakan sebagian besar pemudik mengalami kecelakaan saat akan sampai di tempat tujuan. Hal itu terjadi karena pemudik memaksakan diri dengan alasan sebentar lagi akan sampai, padahal risiko kecelakaan semakin terbuka jika pengendara lengah dan lalai karena kelelahan setelah menempuh jarak yang jauh.

Persiapan balik

Setelah sampai di tempat tujuan, pemudik harus memeriksa kembali kendaraannya seperti semula guna meminimalisasi potensi kecelakaan di waktu arus balik.

"Paling penting, pulang mudik harus diatur seperti berangkat. Diperiksa seperti awal. Banyak yang tidak memeriksa kendaraan saat pulang, padahal itu berisiko," ujarnya.

ANTARA