Mudik tanpa Sepeda Motor Malah Hemat Rp 600 Ribu, Begini Caranya

Editor

Elik Susanto

Warga mengantre untuk mendaftarkan kendaraan sepeda motornya dalam Mudik Motor Gratis (Motis) di Stasiun Senen, Jakarta, 20 Maret 2017. Program Motis ini digelar oleh Kementerian Perhubungan yang bekerja sama dengan perusahaan jasa Ekspedisi guna mengantarkan sepeda motor para pemudik Lebaran 2017. TEMPO/Subekti
Warga mengantre untuk mendaftarkan kendaraan sepeda motornya dalam Mudik Motor Gratis (Motis) di Stasiun Senen, Jakarta, 20 Maret 2017. Program Motis ini digelar oleh Kementerian Perhubungan yang bekerja sama dengan perusahaan jasa Ekspedisi guna mengantarkan sepeda motor para pemudik Lebaran 2017. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Mudik Lebaran merupakan kewajiban bagi Aryo, seorang pengusaha warung makan di Radio Dalam, Jakarta Selatan. Pria berusia 33 tahun asal Jatibarang, Brebes, dan istrinya yang asal Wanasari, Tegal, Jawa Tengah, itu wajib merayakan Idul Fitri di kampung halaman. “Enggak ada alasan enggak kebagian tiket. Kalau perlu, saya dan istri naik sepeda motor,” ujarnya kepada Tempo, Sabtu, 10 Juni 2017.

Mudik menggunakan sepeda motor sudah pernah ia lakoni sebanyak tiga kali. “Terakhir pada 2014,” ujarnya. Waktu itu Aryo baru membeli sepeda motor. Khawatir hilang jika disimpan di warungnya di Jakarta, dia tancap gas mudik dengan sepeda motor. Tapi, sejak Lebaran 2015, Aryo dan istrinya tak lagi menunggang kendaraan roda duanya. Dia tertarik ikut mudik gratis yang diadakan banyak instansi. “Lagi pula capek di jalan kalau naik sepeda motor terus.”

Tahun ini Aryo berencana kembali nebeng mudik gratis. Berdasarkan pengalamannya dua kali ikut mudik gratis, banyak keuntungan yang dia rasakan. “Yang pasti lebih irit karena kalau mudik gratis biasa dapat makanan dan bingkisan. Jadi, enggak jajan di jalan.”

Baca: Mudik 2017 dan Arus Balik, Pemprov DKI Siagakan 3.674 Bus  

Menurut dia, penghematannya bisa mencapai Rp 500-600 ribu ketimbang membawa sepeda motor sendiri atau naik angkutan umum. “Jadinya bisa bagi-bagi uang ke saudara lebih banyak.”

Program mudik gratis memang terus-terusan dipromosikan pemerintah setiap masa mudik Lebaran. Pemerintah menggandeng banyak lembaga, baik swasta maupun badan usaha milik negara, untuk menjalankan agenda ini.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan program ini dimaksudkan untuk mengurangi pemudik yang memakai sepeda motor. “Risiko naik sepeda motor besar. Tingkat kecelakaannya juga tinggi,” ujar dia, kemarin, di kantornya.

Tahun ini pemerintah menyiapkan 846 unit bus dengan kapasitas total 38.070 penumpang. Seluruh bus itu akan digunakan mengangkut pemudik dari Jakarta ke arah Jawa Barat, Yogyakarta, dan sejumlah kota lain di Jawa Tengah. Sedangkan  untuk mengangkut pemudik yang kekeuh membawa sepeda motor, pemerintah menyediakan dua kapal, tujuan Semarang dan Lampung, yang mampu membawa 3.000 unit sepeda motor dan 6.000 orang.

Dengan besarnya kapasitas mudik gratis itu, Budi berharap warga memanfaatkannya dengan baik. Bahkan para pemudik yang biasa memakai mobil pun dianjurkan memanfaatkan program ini untuk mengurangi kemacetan. Pemerintah, kata dia, tak bisa melarang masyarakat pulang kampung membawa sepeda motor. Tapi dia mengancam para pemudik sepeda motor yang tidak taat aturan. “Kalau melanggar, seperti berboncengan lebih dari dua orang, bawa banyak barang, akan ditindak tegas.”

Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian menyerukan agar pemudik tidak menggunakan sepeda motor untuk pulang kampung. “Kalau bisa jangan pakai sepeda motor, apalagi kalau bawa anak-istri. Itu berbahaya,” ujarnya saat meninjau jalur mudik di pintu keluar jalan tol Brebes Timur, Rabu lalu. Tito menyarankan agar masyarakat memanfaatkan mudik gratis karena terjamin keamanan dan kenyamanannya.

PRAGA UTAMA