Syaikh Asal Lebanon Puji Salat Tarawih di Islamic Center NTB

Foto udara kawasan Masjid Hubbul Wathan Islamic Center NTB di Mataram, 11 Mei 2017. ANTARA FOTO
Foto udara kawasan Masjid Hubbul Wathan Islamic Center NTB di Mataram, 11 Mei 2017. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Mataram - Ahli qira’at dari Lebanon Prof. Dr. Syaikh Khalid Barakat  kagum dengan pelaksanaan salat tarawih yang berlangsung di Masjid Hubbul Wathan Islamic Center, Mataram, Nusa Tenggara Barat.

"Ini merupakan suatu kepeloporan yang bagus. Maksudnya adalah agar umat Islam mengapresiasi perbedaan,” kata Syaikh Khalid kepada wartawan di Pendopo Gubernur NTB pada Jumat 16 Juni 2017.

Syaikh Khalid bersama Guru Besar Universitas Al Azhar Kairo Syaikh Muhammad Nasr Addusuqi Al- Abbani diterima Gubernur NTB Tuan Guru Haji Muhammad Zainul Majdi di Pendopo Gubernur.

Kedua tokoh itu sudah sepekan berada di Mataram dan menjadi imam salat tarawih di Masjid Hubbul Wathan.

Syaikh Khalid telah mengimami salat tarawih di berbagai negara, antara lain Amerika, Inggris, Australia, Perancis.

Menurutnya, selama mengimami salat tarawih di NTB, mendapatkan kesan yang sangat menarik dan belum pernah ditemukan di negara-negara lain.

"Saya diminta mengimani salat tarawih dengan bacaan yang berbeda- beda. Ini hanya terjadi di NTB," katanya.

Gubernur NTB yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB)  menceritakan kesan positif dan kekaguman Syaikh asal Libanon terhadap umat islam di NTB yang mampu mengapresiasi perbedaan.

Pelaksanaan  tarawih dengan qira’at imam yang berbeda-beda, katanya, mengisyaratkan pelaksanaan ibadah tidak bisa diklaim oleh satu kelompok sebagai yang paling benar.  

“Sehingga kita tidak mudah menyalahkan pihak lain, tidak mudah menganggap diri kita lebih baik dari yang lain dan kita lebih mengapresiasi perbedaan,” ujar TGB.

Zainul Majdi menginginkan Islamic Center ini berfungsi sebagai salah satu kekayaan peradaban Islam untuk kemanusiaan. “Ini yang harus kita tunjukkan,” ucapnya.

SUPRIYANTHO KHAFID