Safari Ramadan 2017 Dijadikan Ajang Tes Pancasila di Subang

REUTERS/Surapan Boonthanom
REUTERS/Surapan Boonthanom

TEMPO.CO, Subang - Tarawih keliling Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkominda) Kapupaten Subang, Jawa Barat, pada Ramadan 2017 dijadikan ajang tes Pancasila kepada jamaah kaum muda yang hadir bertarawih berjamaah.

"Siapa yang hapal Pancasila?," tanya Komandan Kodim 0605 Subang, Letkol (Inf) Fitri Ferdinan, kepada anak-anak pelajar yang berada di bagian shaf belakang masjid Jamie Darrusalam, Desa Karangmukti, Kecamatan Cipeundeuy, Senin malam, 12 Juni 2017.

Tanpa ragu, Eggy, seorang pelajar SMP, mengacungkan tangannya dan langsung berjalan menuju depan mimbar yang juga ditempati Bupati Subang, Imas Aryumningsih itu.

Dengan sikap tegak dan suara lantang, Eggy langsung melafalkan lima sila dari Pancasila yang lahir pada 1 Juni 1945 itu. "Alhamdulillah, anak-anak kita bisa menghafalnya dengan baik," kata Fitri, sambil memberikan amplop putih berisi uang kepada Eggy. "Ini hadiah buat beli baju lebaran ya."

Menurut Fitri. yang didapuk ceramah mewakili Forkominda itu, setelah bisa menghapalnya, biasanya bisa langsung mengamalkan Pancasila itu dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, nilai-nilai Pancasila, seperti soal kebhinekaan dan gotong-royong, misalnya, sudah menjadi ciri dalam kehidupan bangsa Indonesia.

Meski begitu, Fitri masih khawatir lantaran saat ini nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, misalnya menyangkut soal gotong-royong dan bermusyawarah sudah tergerus oleh sikap apatisme sebagian masyarakat Indonesia.

Sikap apatisme terhadap Pancasila itu muncul akibat gencarnya ujaran-ujaran kebencian yang bertujuan memecah-belah persatuan dan kesatuan bangsa melalui isu agama, politik dan keamanan yang angkat di media sosial dan portal berita abal-abal.

Padahal, berbagai persoalan sosial kemasyarakatan yang muncul di tengah-tengah masyarakat, entah itu akibat terjadinya konflik atau intrik politik, agama dan keamanan, bisa dituntaskan dengan cara-cara musyawarah mufakat sesak nilai yang terkandung dalam Pancasila.

"Maka, kembalilah kepada jati diri Pancasila sebagai dasar negara, perekat bangsa dan solusi tepat soal kebangsaan," tutur Fikri. Perangi ujaran kebencian dan hoax yang masih santer muncul di media sosial dan media masa on line abal-abal itu.

Bupati Imas, mengimbuhkan, jika nilai-nilai Pancasila sudah direalisasikan dengan baik, maka kehidupan bermasyarakat dan bernegara akan tumbuh dengan penuh kedamaian dan keserasian. "Laju penanganan pun akan berjalan dengan baik," ujarnya pada Ramadan 2017.

NANANG SUTISNA