Pemudik Angkutan Darat di Yogyakarta Diprediksi Turun 3 Persen  

Pemudik menggunakan sepeda motor terlihat melintasi daerah jembatan Bantar, jalan Wates km 14,5, kecamatan Sedayu, kabupantul Bantul, Yogyakarta, (16/8/2012). TEMPO/Suryo Wibowo
Pemudik menggunakan sepeda motor terlihat melintasi daerah jembatan Bantar, jalan Wates km 14,5, kecamatan Sedayu, kabupantul Bantul, Yogyakarta, (16/8/2012). TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kepala Unit Pelaksana Teknis Terminal Giwangan Bekti Zunanta mengatakan terjadi penurunan penggunaan angkutan darat selama Lebaran pada Ramadan 2017 sebesar 3 persen dibanding tahun lalu. Angkutan darat, seperti bus, menjadi pilihan terakhir pemudik setelah pesawat dan kereta api.

Pada persiapan angkutan Lebaran pada Ramadan 2017, pemerintah memperketat operasi angkutan antarkota dan antarprovinsi atau AKAP. Sejak 17 April lalu, petugas terminal mengecek kelayakan kendaraan sesuai dengan instruksi Kementerian Perhubungan. Pengecekan itu meliputi kelengkapan administrasi dan kondisi fisik kendaraan. "Hasilnya, 30 persen dari 385 bus yang diuji tidak layak," katanya, Senin, 12 Juni 2017.

Baca juga: 3 Titik di Jawa Barat Diprediksi Macet Saat Mudik Lebaran

Menurut Bekti, total armada angkutan darat untuk memenuhi kebutuhan pemudik Lebaran tahun lalu 1.400 armada angkutan setiap hari. Sedangkan jumlah total pemudik mencapai 27 ribu orang per hari.

Pengemudi wajib memenuhi kelengkapan antara lain surat izin mengemudi, surat tanda nomor kendaraan, dan kartu trayek. Sedangkan untuk kondisi fisik kendaraan di antaranya cek lampu, rem, sabuk keselamatan, dan kondisi ban.

Dari hasil pemeriksaan, kendaraan tidak layak jalan paling banyak disebabkan tidak memenuhi persyaratan kondisi fisik kendaraan. Misalnya, kondisi ban yang tidak layak jalan.

Selain melakukan pemeriksaan fisik dan kelengkapan administrasi kendaraan, petugas mengecek kesehatan sopir dan kru bus. Misalnya, sopir dan kru bus harus punya waktu istirahat cukup sebelum mengemudikan kendaraan.

Petugas kesehatan di pos, yang khusus disiapkan selama Lebaran pada Ramadan 2017, juga memeriksa tekanan darah sopir dan kru bus. Pos kesehatan juga diperuntukkan bagi penumpang. "Pengawasan tahun ini lebih ketat untuk antisipasi kecelakaan di jalan," ucap Bekti.

SHINTA MAHARANI