Jalur Alternatif Klaten-Surakarta Rusak, Spanduk Umpatan Muncul

Ilustrasi jalan rusak. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Ilustrasi jalan rusak. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Klaten - Meski Ramadan 2017 sudah memasuki hari kesepuluh, Senin, 5 Juni 2017, sejumlah jalur alternatif mudik Lebaran di wilayah Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, terpantau masih rusak parah. Salah satunya adalah Jalan Raya Pakis - Daleman, jalur alternatif yang menghubungkan Klaten dan Kota Surakarta yang melintasi sebagian wilayah Sukoharjo.

Jalan Pakis - Daleman membentang sekitar tujuh kilometer di wilayah Kecamatan Wonosari, Klaten. Jalan tersebut langsung tersambung dengan Jalan Daleman - Solo Baru, Sukoharjo. Melalui jalur alternatif tersebut, pemudik dari Yogyakarta yang bertujuan ke Sukoharjo atau Karanganyar (dan sebaliknya) tidak perlu memutar lebih jauh ke Surakarta dan berjibaku dengan kepadatan arus lalu lintas di jantung kotanya.

Seiring dengan bertambah padatnya arus truk pengangkut galian C (material tambang berupa pasir dan batu) dari lereng Gunung Merapi ke sejumlah daerah yang melintasi Pakis - Daleman, kerusakan di jalan alternatif yang melintasi depan rumah pribadi Bupati Klaten non-aktif Sri Hartini di Desa Teloyo itu kian memprihatinkan.

Lubang-lubang jalan dengan diameter serta kedalaman yang cukup membahayakan para pengendara sepeda motor bertebaran di sekujur aspalnya. Beberapa kali tampak sejumlah warga yang bermukim di sekitar Jalan Pakis - Daleman melakukan penambalan secara swadaya menggunakan timbunan tanah, batu-bata, hingga adonan semen.

“Lubang jalan di sini tidak bisa dihapalkan karena tiap hari bertambah lebar dan dalam. Kasihan kalau pemudik dari luar kota lewat sini,” kata Sarijo, 46 tahun, warga Desa Teloyo, Wonosari. Bersama sejumlah tetangganya, pekan lalu Sarijo menambal lubang-lubang jalan bermodalkan uang iuran dari Rp 5.000 - Rp 20.000 per orang.

Seolah mewakili perasaan para pengendara sepeda motor, di sepanjang tepi Jalan Pakis -Daleman terdapat banyak poster bertuliskan protes, sindiran, hingga umpatan kepada pemerintah karena tidak kunjung memperbaiki jalan. “Selamat Datang di Jalan Tai,” tulis salah satu dari sejumlah poster yang terbuat dari karung plastik dan dipasang dengan cara dipaku pada pohon.

“Gara-gara terkena lubang di dekat SPBU Daleman, dua velg roda motor saya peyot. Beruntung tidak sampai jatuh karena masih sempat mengerem,” kata Nurul Aisyah, 26 tahun, karyawan swasta asal Kecamatan Delanggu yang tiap hari melewati Jalan Pakis - Daleman untuk menuju ke kantornya di Kecamatan Jebres, Surakarta.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Klaten, Tajudin Akbar, sudah tahu ihwal banyaknya spanduk bernada emosi di tepi Jalan Pakis - Daleman. “Ya seperti itulah masyarakat kita,” kata Tajudin. Dia mengatakan, perbaikan Jalan Pakis - Daleman akan dilakukan dengan betonisasi. Pengerjaannya dilaksanakan tahun ini.

“Pengerjaan betonisasi butuh proses lama, maka itu baru akan dimulai setelah Idul Fitri. Karena sekarang sudah mendekati musim mudik Lebaran, pekan depan akan kami upayakan penambalan secara darurat dulu,” kata Tajudin saat ditemui di kantornya pada Senin siang.

Selain di Jalan Pakis - Daleman, Tajudin berujar, penambalan darurat juga akan dilaksanakan di sejumlah jalur alternatif lain seperti di Jalur Bayat - Melikan, Jembatan Belimbing - Karangdowo, Gondang - Basin, Dompol - Kaliwuluh, dan lain-lain. “Tambal darurat bisa cepat. Sebelum dilewati pemudik, jalan sudah bisa dilalui dengan aman,” ujar Tajudin menjelaskan persiapan menjelang lebaran Ramadan 2017.

DINDA LEO LISTY