PT KAI Utamakan Keamanan Perlintasan untuk Angkutan Lebaran  

Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia Edi Sukmoro, mengecek alat scaner tiket yang digunakan petugas di Stasiun Tawang Semarang, 9 Juni 2015. Menurut Edi PT KAI siap mengangkut 2.4 juta penumpang, yang akan mudik ke kampung halaman pada arus mudik mendatang. TEMPO/Budi Purwanto
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia Edi Sukmoro, mengecek alat scaner tiket yang digunakan petugas di Stasiun Tawang Semarang, 9 Juni 2015. Menurut Edi PT KAI siap mengangkut 2.4 juta penumpang, yang akan mudik ke kampung halaman pada arus mudik mendatang. TEMPO/Budi Purwanto

TEMPO.CO, Semarang - PT Kereta Api Indonesia atau PT KAI mengutamakan keamanan perlintasan sebidang selama layanan angkutan Ramadan dan lebaran 2017. Selain itu, terdapat kerawanan yang mengganggu perjalanan kereta, seperti gangguan alam dan teknis.

“Salah satu yang diperhatikan saat ini perlintasan sebidang. Saat pulang ke kampung, baik perlintasan resmi maupun tidak resmi tetap kami jaga,” kata Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro saat berhenti di Stasiun Tawang, Semarang, Senin malam, 22 Mei 2017.

Baca juga:
Sengketa Lahan Manggarai, PT KAI: Proyek Rampung Dua Tahun Lagi  

Edi memastikan akan mengerahkan kru untuk menjaga perlintasan itu. Ia menyebutkan PT KAI Daerah Operasi IV Semarang sendiri mengerahkan 170 lebih personel. “Dijaga sama orang yang memang menunggu di perlintasan, supaya tak terjadi hal-hal yang tak didinginkan,” ucap Edi.

Ia memastikan semua kru PT KAI turun saat pelaksanaan angkutan Lebaran nanti. Mereka bertugas di atas kereta, stasiun, perlintasan, dan daerah rawan. PT KAI mulai beroperasi dalam pelayanan angkutan Lebaran mulai H-10 hingga H+10 Lebaran.

Baca pula:
Copet Gentayangan, PT KAI Perketat Pengamanan 

Menurut Edi, PT KAI mulai mengecek lapangan untuk persiapan angkutan Lebaran. Selain mengecek kondisi track yang hendak dilewati, perusahaan milik negara itu mendatangi stasiun besar yang vital. “Khususnya stasiun yang nanti menerima penumpang saat angkutan Lebaran,” ucapnya.

Ia menjelaskan, hasil kunjungannya menunjukkan masih ada hambatan yang rawan mengganggu perjalanan kereta. Gangguan itu dipengaruhi faktor alam, seperti longsor di daerah rawan serta banjir di sejumlah titik di Daop III Cirebon dan sebagian Daop IV Semarang. Selain itu, keadaan rawan nonalam yang sering terjadi di sejumlah titik yang selalu berulang antara lain pelemparan, peletakan balok, dan ulah iseng anak-anak.

Direktur Keselamatan Perkeretaapian Edi Nursalam menyatakan akan menutup perlintasan yang menyebabkan kecelakaan. Adapun pihaknya saat ini sedang berusaha menutup perlintasan sebidang liar yang rawan dan sudah ada fly over atau under pass.

“Di DKI, ada 19 titik. Di beberapa daerah lain di Surabaya, Bandung, dan Yogyakarta, ada 30-an yang kami tutup,” ujar Edi.

Menurut dia, yang menjadi masalah saat ini adalah perlintasan yang digunakan masyarakat sebagai satu-satunya akses jalan tanpa ada jalan alternatif. “Ini akan kami bicarakan dengan pemda. Kalau ada perlintasan terdekat, kami alihkan. Sedangkan yang rawan kami tutup,” tuturnya.

Ia mengaku keberadaan perlintasan sebidang terus bertambah karena dibangun sendiri oleh masyarakat tanpa izin PT KAI dan pemerintah daerah. Padahal, dia menjelaskan, secara aturan, pembangunan perlintasan sebidang harus dengan izin.

EDI FAISOL