Wali Kota Bogor Soal Ngubek Situ Menyambut Ramadan

Editor

Elik Susanto

Bima Arya Sugiarto. Dok.TEMPO/Seto Wardhana
Bima Arya Sugiarto. Dok.TEMPO/Seto Wardhana

TEMPO.CO, Bogor - Warga Kota Bogor, Jawa Barat, memiliki tradisi unik dalam menyambut datangnya Ramadan, yaitu Ngubek Situ atau menguras isi Situ Gede di kawasan Hutan CIFOR. Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyambut gembira acara ini.

"Tradisi ini sudah ada sejak kolonial Belanda, khususnya warga Situ Gede yang melakukan ngubek situ, kata Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Situ Gede, Eman Sulaiman di Bogor, Minggu, 21 Mei 2017.

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengapresiasi penyelenggaraan acara ini. "Ngubek Situ adalah tradisi dan kearifan lokal warga Situ Gede yang perlu dilestarikan," kata Bima yang berharap tidak hanya menjaga tradisi, acara ini juga untuk menjaga kelestarian di Situ Gede dan hutan lindung CIFOR.

Baca: Tradisi Rawat Ruwat Ranu di Lumajang Menjelang Ramadan

Acara ini berlangsung selama dua hari yakni Sabtu dan Minggu (20-21 Mei 2017). Melibatkan ratusan warga Kelurahan Situ Gede dan warga luar kelurahan. 'gubek Situ telah menjadi pesta rakyat yang digelar dalam rangka Mapang Munggah atau menyabut Ramadan dan Hari Jadi Bogor ke-535 tahun.

Eman Sulaiman menjelaskan, warga beramai-ramai menyeburkan diri ke situ untuk menangkap ikan.  "Dulunya warga Situ Gede memanen ikan untuk makan sahur hari pertama puasa. Karena bulan puasa bersamaan dengan Hari Jadi Bogor, maka tradisi tahunan ini dikaitkan pula denga pesta Kota Bokor," kata Eman.

Baca: Sambut Ramadan dan Lebaran, Ada SPBU Kantong di Area Gunung Kidul

Menurut Enamn, di Situ Gede terdapat beragam ikan layak konsumsi. "Situ Gede menjadi salah satu destinasi wisata yang memiliki luas 4,6 hektare. Tradisi Ngubek Setu mampu menarik kunjungan wisata dan menggerakkan ekonomi masyarakat. Di sekitar Situ dibuat menjadi lokasi piknik keluarga, banyak yang memanfaatkannya tradisi berkumpul bersama keluarga makan bersama menyambut Ramadan.

Pihak panitia menyediakan empat ton ikan dari berbagai jenis yakni nila, emas dan mujair yang ditebar lalu ditangkap. Ikan ditebar sebanyak dua kali pada bulan Februari oleh Wali Kota Bogor dan dua hari sebelum acara dimulai.

Uniknya, warga yang menangkap ikan dapat menggunakan berbagai alat seperti serokan dan jala. Bagi yang menggunakan jala dikenakan biaya Rp 30 ribu. Panitia menyediakan rakit bagi peserta untuk mengubek situ. Acara menyambut Ramadan ini pun berlangsung meriah.

ANTARA