Ini Laju Kendaraan Pemudik di Jalan Tol

Editor

Erwin prima

Ruas jalan Tol Cipularang (Purbaleunyi). ANTARA FOTO/M.Ali Khumaini
Ruas jalan Tol Cipularang (Purbaleunyi). ANTARA FOTO/M.Ali Khumaini

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan mencatat laju kendaraan para pemudik yang melintasi jalan tol. Seperti di Jalan Tol Jakarta-Cikampek, kecepatan rata-rata kendaraan adalah 31,65 kilometer per jam.

Sedangkan di Jalan Tol Cipularang rata-rata kecepatannya adalah 12,31 kilometer per jam, yang merupakan laju terlambat. Dari Jalur Pantura, rata-rata kecepatan kendaraan di jalur Cikampek-Cirebon adalah 19,47 kilometer per jam, sementara di lintasan Cileunyi-Banjar, Jalur Pantai Selatan, rata-rata kecepatannya 21,16 kilometer per jam.

Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan, Hemi Pamuraharjo, mengatakan kemacetan sempat terjadi di ruas exit Tol Brebes Timur. Antrean kendaraan di gerbang keluar tol mencapai 5-6 kilometer.

“Para pemudik disarankan untuk menggunakan jalur Pantura dan jalur selatan Nagrek sebagai alternatif,” kata Hemi melalui keterangan pers kepada wartawan, Senin, 4 Juli 2016.

Pada pukul 16.00 WIB, hasil pengecekan Posko Jasa Marga, kemacetan terpanjang terjadi di pintu tol Pejagan. Panjang antrean mencapai 30 kilometer dari pintu tol Pejagan.

Kendaraan yang antre di pintu tol Pejagan diarahkan ke pintu tol Brebes, sementara kendaraan dari arah Jakarta dikeluarkan di pintu tol Kanci. Tujuannya agar volume kendaraan di jalan tol berimbang dengan kendaraan yang berada di jalan non tol.

Kendaraan dari Tol Cipali juga sempat dialihkan keluar Cikampek atau arteri Pantura untuk mengatasi antrean di Pejagan.

Pada pukul 17:24 WIB, kendaraan di pintu Gerbang Brebes Timur sudah tidak antre karena diberlakukan jemput transaksi. "Petugas pintu tol menghampiri langsung ke kendaraan pelanggan," ujar Hemi.

Ia menjelaskan, pada H-2 Lebaran ini, Kementerian Perhubungan terus meningkatkan koordinasi, pemantauan, dan pengendalian lalu lintas. Semua petugas, kata dia, tidak hanya memantau atau memonitor angkutan Lebaran dari posko saja, tetapi juga harus turun ke lapangan untuk memantau dan mengawasi secara langsung arus mudik.

“Hal tersebut sejalan dengan fokus Kementerian Perhubungan, yaitu meningkatkan keselamatan, keamanan, dan pelayanan bagi pengguna jalan, serta mendukung kelancaran arus lalu lintas pada masa angkutan Lebaran 2016, “ kata Hemi.

REZKI ALVIONITASARI