Jalur Mudik Alternatif Mojokerto-Surabaya Melebihi Kapasitas  

Seorang anak mengeliarkan anggota tubuhnya ke luar kaca mobil, saat mobilnya terhenti di pintu keluar tol Pejagaan di Brebes, Jawa Tengah, 3 Juli 2016, malam. ANTARA FOTO
Seorang anak mengeliarkan anggota tubuhnya ke luar kaca mobil, saat mobilnya terhenti di pintu keluar tol Pejagaan di Brebes, Jawa Tengah, 3 Juli 2016, malam. ANTARA FOTO

TEMPO.COMojokerto - Arus mudik di jalur alternatif Mojokerto-Surabaya, Mojokerto-Sidoarjo, dan Mojokerto-Pasuruan-Malang dipastikan melebihi kapasitas. Jalur alternatif itu melalui Kota Mojokerto-Mojosari-Ngoro-Japanan (Gempol). Dari Gempol, kendaraan bisa meneruskan perjalanan ke Sidoarjo, Surabaya, Pasuruan, atau Malang. 

Arus mudik terutama di ruas jalan dari simpang lima Kenanten di Jalan By Pass Mojokerto sampai ibu kota Kabupaten Mojokerto di Kecamatan Mojosari sejauh 15 kilometer dipastikan melebihi kapasitas. Sempitnya jalan setempat tak sebanding dengan jumlah kendaraan roda dua dan empat yang melintas, baik dalam momen arus mudik Lebaran maupun di luar Lebaran.

Untuk mengantisipasi kemacetan, Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Mojokerto telah menyiapkan rute alternatif. "Kami sudah menyiapkan rekayasa lalu lintas untuk mengurai kemacetan, terutama di jalan raya Mojosari-Mojokerto," kata Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Mojokerto Ajun Komisaris Hudi Arief, Senin, 4 Juli 2016.

Hudi mengatakan setidaknya ada tiga rute yang bisa dilalui pengendara untuk menghindari kemacetan di jalan raya Mojosari-Mojokerto, antara lain melalui simpang empat Pasinan, pertigaan Pacing, dan simpang empat Pekukuhan. Dari simpang empat Pasinan dan pertigaan Pacing, pengendara bisa melalui rute Kecamatan Puri, Dlanggu, sampai ke Mojosari. Begitu juga dari simpang empat Pekukuhan, pengendara bisa melalui jalur alternatif yang tembus ke simpang empat Awang-awang, Mojosari, sampai menuju Ngoro hingga Japanan (Gempol, Pasuruan).

Menanggapi sempitnya jalan raya Mojosari-Mojokerto, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Mojokerto Ismail Pribadi mengatakan DPRD sudah lama meminta Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk memperlebar jalan tersebut. "Jalan itu jalan provinsi, kami sudah lama meminta untuk diperlebar, tapi sampai sekarang tidak dilakukan," ujarnya.

Ismail juga mengeluhkan jumlah kendaraan yang terus bertambah tak sebanding dengan lebar jalan yang hanya sekitar 6 meter. "Selain jalur transportasi umum, jalan raya Mojosari juga merupakan jalur perniagaan, makanya tingkat kepadatan tinggi," ucapnya. Ia berharap Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Bina Marga segera memperlebar jalan raya Mojosari-Mojokerto. 

ISHOMUDDIN