Dana Rp 60 T Diprediksi Mengalir ke Daerah di Masa Mudik  

Editor

Erwin prima

Tradisi mudik di Indonesia berlangsung menjelang peringatan Hari Raya Idul Fitri. Mayoritas warga perantauan akan mudik ke kampung halaman dengan menggunakan transportasi umum seperti kereta api atau bus. Namun, tak sedikit warga yang memilih mengenakan sepeda motor dan mobil pribadi untuk berkunjung ke kampung halaman. ANTARA
Tradisi mudik di Indonesia berlangsung menjelang peringatan Hari Raya Idul Fitri. Mayoritas warga perantauan akan mudik ke kampung halaman dengan menggunakan transportasi umum seperti kereta api atau bus. Namun, tak sedikit warga yang memilih mengenakan sepeda motor dan mobil pribadi untuk berkunjung ke kampung halaman. ANTARA

TEMPO.COJakarta - Hasil riset Indonesia Development and Islamic Studies (IDEAS) menyatakan ada dana sekitar Rp 60 triliun akan mengalir ke daerah melalui tradisi mudik tahun 2016 ini. Adapun total peredaran uang saat mudik tahun ini diperkirakan mencapai Rp 184,99 triliun.

Direktur IDEAS Yusuf Wibisono mengatakan angka itu didapat dari perputaran uang dari 20 wilayah aglomerasi di Indonesia. "Dari perhitungan tersebut, diperkirakan ada potensi ekonomi yang bisa dikembangkan dari aktivitas mudik ini," kata Yusuf dalam diskusi di Terminal Rawamangun, Jakarta, Ahad, 3 Juli 2016.

Yusuf mengatakan tradisi mudik sebenarnya juga bisa dilihat sebagai refleksi dari kondisi makro Indonesia di samping dilihat sebagai ritual tahunan saja. "Potensi dana pemudik itu bisa menjadi stimulus bagi ekonomi lokal jika pemanfaatannya sesuai. Misalnya, dimanfaatkan untuk sektor produktif," ujarnya. 

Dari hasil riset IDEAS, tren mudik di Indonesia meningkat selama kurun waktu 2005-2016, dari 24,2 juta penduduk menjadi 32,2 juta penduduk. Dari jumlah tersebut, Jabodetabek mengambil andil cukup besar, yakni sekitar 15 juta pemudik yang menyebar ke berbagai daerah di Indonesia. 

Adapun laju urbanisasi Indonesia tercatat sebagai salah satu yang tercepat, yakni 4 persen per tahun. 

INGE KLARA SAFITRI