Polisi Pengamanan Lebaran di Batu Dapat Rp 10 Juta Bila...

Tradisi mudik di Indonesia berlangsung menjelang peringatan Hari Raya Idul Fitri. Mayoritas warga perantauan akan mudik ke kampung halaman dengan menggunakan transportasi umum seperti kereta api atau bus. Namun, tak sedikit warga yang memilih mengenakan sepeda motor dan mobil pribadi untuk berkunjung ke kampung halaman. ANTARA
Tradisi mudik di Indonesia berlangsung menjelang peringatan Hari Raya Idul Fitri. Mayoritas warga perantauan akan mudik ke kampung halaman dengan menggunakan transportasi umum seperti kereta api atau bus. Namun, tak sedikit warga yang memilih mengenakan sepeda motor dan mobil pribadi untuk berkunjung ke kampung halaman. ANTARA

TEMPO.COBatu - Polisi yang bertugas mengamankan mudik Lebaran 2016 di Kota Batu akan mendapat hadiah Rp 10 juta dari Pemerintah Kota Batu apabila nihil kecelakaan lalu lintas.

Wali Kota Batu Eddy Rumpoko juga berjanji menambah bonus Rp 10 juta apabila polisi bisa mengungkap peredaran narkotik dan obat-obatan berbahaya (narkoba) selama libur Lebaran. “Kami hanya ingin Kota Batu aman dan nyaman bagi para pemudik dan wisatawan yang mengunjungi daerah kami,” kata Eddy, Minggu, 3 Juli 2016.

Eddy memprediksi jumlah wisatawan yang mengunjungi Kota Batu meningkat dibanding hari libur biasa. Peningkatan jumlah wisatawan bisa dilihat dari jumlah kendaraan yang memasuki wilayah Kota Batu, baik dari jalur Batu-Kasembon (Kabupaten Malang), yang menjadi akses utama penghubung Batu dan Kabupaten Malang dengan wilayah Kediri dan Jombang; dari arah Surabaya melalui Karanglo; maupun dari arah Kota Malang. Pada masa libur Lebaran, volume kendaraan bisa meningkat 100-110 persen dari hari biasa.

Menanggapi janji Wali Kota, Kepala Kepolisian Resor Batu Ajun Komisaris Besar Leonardus Harapantua Simarmata Permata menyampaikan terima kasih. Ia berujar, bonus itu bisa menjadi motivasi bagi pasukan yang bertugas.

Leonardus menuturkan personel jajarannya tak hanya mengamankan saat arus mudik dan balik, tapi juga kegiatan wisata di Batu yang diprediksi meningkat beberapa hari setelah Lebaran. "Kami juga bersiaga dari kemungkinan munculnya tindak terorisme,” ujar Leonardus.

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Batu Ajun Komisaris Waluyo menambahkan, pengamanan libur Lebaran di kota wisata Batu melibatkan 550 personel yang tergabung dalam Operasi Ramadaniya Semeru 2016. Selain dari polisi, personel sebanyak ini antara lain berasal dari tentara, Dinas Perhubungan, Dinas Kesehatan, Satuan Polisi Pamong Praja, dan pramuka.

Mereka disebar di tujuh pos pengamanan, satu pos pelayanan, dan sembilan pos wisata. Semua pos didirikan di titik-titik rawan kemacetan dan kecelakaan lalu lintas, yaitu pertigaan Dadaprejo di Kecamatan Junrejo; perempatan alun-alun pusat kota; pertigaan obyek wisata Selecta di Kecamatan Bumiaji; pintu masuk kawasan wisata Payung (berada di antara Batu dan Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang); pertigaan Batu Night Spectaculer; pertigaan Jatim Park, dan pertigaan Songgoriti. Jumlah personel di Pos Pendem lebih banyak lantaran Pendem menjadi pintu masuk dan keluar arus kendaraan ke dan dari Kota Batu. 

Polisi dan petugas Dinas Perhubungan juga sudah menyiapkan rambu-rambu petunjuk tambahan yang tinggal dipasang di tempat-tempat strategis. Kepadatan volume kendaraan pada masa libur Lebaran biasanya sangat tampak pada sepekan sebelum dan sesudah Lebaran, terutama di jalur dari Batu, terus melintasi tiga kecamatan di wilayah Kabupaten Malang (Pujon, Ngantang, dan Kasembon) sampai perbatasan Kabupaten Kediri dan Kabupaten Jombang.

ABDI PURMONO