Kirim Sepeda Motor Gratis, KAI Syaratkan Bukti Kepemilikan dan KTP

Editor

Suseno TNR

Sejumlah sepeda motor dipersiapkan untuk dikirim ke kampung halaman melalui ekpedisi di Stasiun Senen, Jakarta, 28 Juni 2016.  Tempo/Tony Hartawan
Sejumlah sepeda motor dipersiapkan untuk dikirim ke kampung halaman melalui ekpedisi di Stasiun Senen, Jakarta, 28 Juni 2016. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Semarang - PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasional 4 Semarang memberikan layanan pengiriman sepeda motor gratis kepada pemudik yang ingin pulang kampung. Syarat untuk menikmati layanan gratis itu cukup mudah. “Cukup menunjukkan fotokopi identitas diri, STNK, dan tiket transportasi umum moda apa saja,” kata Manager Humas PT KAI Daop 4 Gatut Sutiyatmoko, Sabtu, 2 Juli 2016. “Kami akan antar ke beberapa titik pembongkaran muat di wilayah Daop 4."

Pengiriman sepeda motor gratis itu agar pemudik tidak pulang ke kampung halamannya menggunakan kendaraan roda dua, sehingga lebih aman. Sebab, mudik dengan sepeda motor berisiko tinggi dan membahayakan. Gatut menuturkan mudik dengan sepeda motor dari Jakarta ke Jawa Tengah membutuhkan waktu lama. “Layanan ini dibuka sejak 28 Juni 2016 hingga 5 Juli 2016,” kata Gatut.

Menurut dia, program pengiriman sepeda motor gratis ini akan dilanjutkan pada arus balik ketika pemudik ingin mengirimkan kembali sepeda motornya dari kampung halaman. Kebijakan itu berlaku mulai 10 Juli hingga 16 Juli 2016. Gatut memastikan pemilik kendaraan tak dipungut biaya.

Tercatat, sehari PT KAI Daop 4 Semarang mampu menampung sekitar kapasitas maksimal 480 sepeda motor. Ia mengakui, saat ini target pengiriman sepeda motor gratis itu masih belum tercapai secara maksimal. Ia menjelaskan, jumlah pengguna layanan yang dikeluarkan perusahaan transportasi tertua nasional itu berkurang 10 persen dari tahun lalu.

PT KAI mencatat, selama ini, pengiriman sepeda motor gratis banyak diminati masyarakat di jalur selatan Jawa dengan medan jalan yang naik turun. “Medan jalan di Pantura yang rata dan bagus membuat pemudik memilih menggunakan kendaraannya sendiri, meski berbahaya," ujarnya.

EDI FAISOL