Jokowi: Pemerintah Siap Hadapi Mudik Lebaran  

Editor

Erwin prima

Presiden Joko Widodo menyapa dan berbincang dengan warga saat berkunjung ke wilayah Kwitang, Jakarta, 29 Juni 2016. Jokowi blusukan untuk menyapa warga sekaligus menyaksikan pembagian paket sembako kepada masyarakat setempat. TEMPO/M Iqbal Ichsan
Presiden Joko Widodo menyapa dan berbincang dengan warga saat berkunjung ke wilayah Kwitang, Jakarta, 29 Juni 2016. Jokowi blusukan untuk menyapa warga sekaligus menyaksikan pembagian paket sembako kepada masyarakat setempat. TEMPO/M Iqbal Ichsan

TEMPO.CO, Serang - Pemerintah mengklaim telah siap menghadapi arus mudik Lebaran 2016. Presiden Joko Widodo mengatakan pemerintah terus memantau kesiapannya.

"Semuanya sudah siap, tinggal pelaksanaannya di lapangan," kata Presiden di sela pembagian bingkisan kebutuhan pokok di Kampung Kebanyakan, Serang, Banten, Kamis, 30 Juni 2016.

Ia memprediksi, kawasan Brebes hingga Tegal akan menjadi titik paling padat. "Padatnya di sana (Brebes-Tegal)," ucap Presiden Jokowi. Pemerintah memperkirakan puncak arus mudik terjadi saat akhir pekan, yakni H-4 hingga H-3 Lebaran.

Juru bicara Kementerian Perhubungan, Hemi Pamuraharjo, memperkirakan, arus mudik tahun ini tersebar atau merata karena Hari Raya Idul Fitri terjadi di tengah pekan. Hemi menyatakan masyarakat yang ingin pulang kampung punya banyak pilihan hari untuk berangkat.

Untuk menghadapi arus mudik Lebaran dan menekan angka kecelakaan yang kerap terjadi, Hemi mengatakan ada dua perubahan penting yang dilakukan Kementerian Perhubungan. Pertama, menambah anggaran pengangkutan kendaraan roda dua dari tahun lalu Rp 5 miliar menjadi Rp 20 miliar.

Kedua, memeriksa satu per satu kelayakan transportasi umum, seperti bus, kapal, dan pesawat. "Tujuannya agar tercapai zero accident," kata Hemi dalam diskusi Persiapan Arus Mudik di Kantor Staf Kepresidenan, Jakarta, Kamis pekan lalu.

Dengan menambah anggaran pengangkutan, pemerintah ingin jumlah pemudik yang mengendarai sepeda motor berkurang. Kementerian Perhubungan memperkirakan, pemudik yang memanfaatkan sepeda motor naik 50 persen, dari 3 juta menjadi sekitar 5 juta unit.

Angka kecelakaan yang melibatkan sepeda motor sepanjang arus mudik pun masih tinggi. "Pada 2014, ada 3.888 kecelakaan yang melibatkan sepeda motor. Sedangkan pada 2015, ada sekitar 3.048 kejadian," ucapnya.

ADITYA BUDIMAN