Perajin Keranjang Parcel Mulai Kebanjiran Order  

Perajin sedang membuat keranjang parcel berbahan baku bambu di Desa Ringinagung, Kecamatan/Kabupaten Magetan, Jawa Timur, 23 Juni 2016. TEMPO/Nofika Dian Nugroho
Perajin sedang membuat keranjang parcel berbahan baku bambu di Desa Ringinagung, Kecamatan/Kabupaten Magetan, Jawa Timur, 23 Juni 2016. TEMPO/Nofika Dian Nugroho

TEMPO.CO, Magetan -  Perajin keranjang parsel berbahan baku bambu di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, kebanjiran order saat menjelang Lebaran 2016. Suparno, 67 tahun, salah seorang perajin komoditas ini, mengaku menerima pesanan 50 persen lebih banyak dibanding momen lain.

"Hampir sebulan ini kami memproduksi 6.000 biji dan bulan sebelumnya rata-rata hanya 4.000 biji,’’ kata dia saat ditemui di rumah sekaligus tempat usahanya di Desa Ringinagung, Kecamatan/Kabupaten Magetan, Kamis, 23 Juni 2016.

Ribuan keranjang parcel itu, ia melanjutkan, dipesan pedagang di sejumlah daerah di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Mayoritas di antara mereka merupakan penjual buah yang melakukan pemesanan secara langsung maupun melalui telepon. “Karena pesanan meningkat, pekerja juga ditambah,” ujar Suparno.

Menurut dia, menjelang Lebaran, jumlah pekerja di tempat usahanya sebanyak 12 orang. Saat Ramadan kali ini, Suparno dibantu 20 orang pekerja yang masih tetangganya. Sebagian kecil pekerja merupakan pelajar yang tengah mengisi masa liburan sekolah. Waktu bekerjanya sama dengan perajin lain, yakni 7 jam per hari.

Adapun upahnya berkisar Rp 30-60 ribu per hari. Perbedaan upah itu, kata Suparno, bergantung pada keahlian dan lama bekerja. Bagi yang telah menguasai seluruh proses produksi, mulai membelah bambu hingga membentuk keranjang, mendapatkan uang paling tinggi.

Disinggung tentang omzet yang dikantongi, Suparno mengaku mampu mendapatkan uang Rp 90 juta. Duit sebanyak itu merupakan hasil penjualan keranjang parcel berukuran kecil, sedang, dan besar. Harga komoditas itu berkisar Rp 5.000 hingga Rp 30 ribu per biji. Selain keranjang parcel, Suparno memproduksi produk berbahan baku bambu lain, di antaranya tempat tisu, wadah nasi, dan tempat lampu hias.

Yurinda Kanifah, 17 tahun, salah seorang pekerja mengatakan bahwa aktivitas yang dilakukan hanya sekadar mengisi liburan sekolah. Uang yang nantinya didapat akan digunakan untuk tambahan menghadapi Lebaran. “Beli baju atau kebutuhan yang lain. Saya senang bisa bekerja daripada di rumah tidak ada kerjaan saat liburan,” ucap dia.

Yurinda merasa tidak canggung menghabiskan waktu liburan sekolah dengan bekerja. Sebab, beberapa teman seusianya juga melakukan hal serupa. Selain itu, proses pembuatan keranjang parcel dinilai tidak rumit lantaran hanya membutuhkan ketelatenan.

NOFIKA DIAN NUGROHO