Selama Puasa & Lebaran, BI Pasok Rp160 Triliun Uang Tunai

Sejumlah petugas menghitung uang di gudang tempat penyimpanan uang Bank Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Senin 7 Juli 2014. Untuk merespon kebutuhan masyarakat dan mengurangi transaksi penukaran di pinggir jalan, Bank Indonesia menyediakan 12, 4 triliun uang cetak baru. TEMPO/Aditya Herlambang putra
Sejumlah petugas menghitung uang di gudang tempat penyimpanan uang Bank Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Senin 7 Juli 2014. Untuk merespon kebutuhan masyarakat dan mengurangi transaksi penukaran di pinggir jalan, Bank Indonesia menyediakan 12, 4 triliun uang cetak baru. TEMPO/Aditya Herlambang putra

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia menyiapkan pasokan uang tunai Rp160 triliun untuk memenuhi kebutuhan likuiditas selama Ramadhan dan Idul Fitri 1437 Hijriah.

Jumlah itu meningkat dibanding antisipasi kebutuhan uang tunai pada 2015 yang sebesar Rp124 triliun karena jangka waktu liburan yang lebih panjang dan rencana pembayaran gaji ke-13 pegawai negeri sipil, kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara di Jakarta, Rabu (1 Juni 2016).

"Tahun ini kami perkirakan ada kenaikan dari 2015. Jadi kami sudah siapkan Rp160 triliun," ujarnya.

Tirta mengatakan pasokan uang tunai tersebut juga sudah didistribsikan ke Kantor Perwakilan Bank Sentral di berbagai wilayah. Rinciannya, 28 persen dari Rp160 triliun didistribusikan di DKI Jakarta, dan 33 persen dikirimkan ke berbagai wilayah Pulau Jawa.

"Untuk Pulau Sumatera sekitar 20 persen, Kalimantan 7 persen, sisanya wilayah timur Indonesia," ujar dia.

Selain pasokan uang tunai, BI juga meningkatkan jumlah layanan penukaran uang yang biasanya dibutuhkan masyarakat menjelang Lebaran. Tirta mengatakan pada 2016 ini, Bank Sentral bekerja sama dengan 20 bank, meningkat dibanding 2015 yang 13 bank.

Titik persebaran penukaran uang pun ditambah menjadi 200 titik dari 80 titik pada 2015.

"Jadi sudah siap. Sebanyak 80 persen dari uang yang disiapkan itu pecahan besar, sedangkan pecahan kecil 20 ribu ke bawah itu 20 persennya," ujarnya.

ANTARA