300 Ribu Kendaraan Belum Balik dari Bandung

Editor

Zed abidien

Polisi menutup jalur Nagreg Tasikmalaya Jawa Tengah di pos Cikaledong, Nagreg, Bandung, Jawa Barat, (4/8). Ditutupnya jalur Nagrek karna terjadi kemacetan panjang. TEMPO/Pima Mulia
Polisi menutup jalur Nagreg Tasikmalaya Jawa Tengah di pos Cikaledong, Nagreg, Bandung, Jawa Barat, (4/8). Ditutupnya jalur Nagrek karna terjadi kemacetan panjang. TEMPO/Pima Mulia

TEMPO.CO, Bandung - Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Dedi Taufik memperkirakan masih ada 300 ribu kendaraan belum kembali dari mudik. “Yang melintas itu dua jutaan kendaraan, sekarang yang belum kembali itu sekitar 300 ribu kendaraan lebih,” kata dia di Bandung, Kamis, 23 Juli 2015.

Dedi mengatakan, semua pihak masih mengantisipasi arus balik yang kemungkinan masih akan terjadi lonjakannya pada akhir pekan ini. “Diperkirakan Sabtu, 25 Juli 2015, karena anak sekolah masuk hari Senin,” kata dia.

Menurut Dedi, pergerakan kendaraan di jalur angkutan Lebaran masih terus terjadi hingga H+5, saat ini. Puncak arus balik sendiri diperkirakan terjadi sejak H+2 dan H+3. “Di selatan saja hampir 231 ribu kendaraan pada data kami di H+2,” kata dia.

Dedi mengatakan, dari perhitungan sementara sejak H-7 hingga saat ini, arus kendaraan mengalami penurunan. “Secara total mengalami penurunan” kata dia, kendati tidak merincinya.

Wakil Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat Brigadir Jenderal Muhammad Taufik mengamini. “Terkait dengan jumlah kendaraan arus mudik dan arus balik dibandingkan tahun 2014 terjadi penurunan sekitar 20 persen,” kata dia di Bandung, Rabu, 22 Juli 2015.

Taufik mengklaim, perbandingan jumlah kecelakaan dengan Lebaran tahun lalu juga berkurang. “Kecelakaan masih ada, tapi jumlahnya tidak signifikan dibandingkan 2014, ada penurunan sekitar 30 persen,” kata dia.

Menurut Taufik, sepanjang arus angkutan Lebaran ini, kendaraan yang mendominasi melewati tol Cikampek-Palimanan atau Cipali, sehingga jalan Pantura lama relatif tidak macet. “Yang masih agak padat memang di selatan, jalur selatan banyak faktor karena infrastruktur yang ada itu terjadi beberapa bottle-neck, bagaimanapun tanpa adanya pembangunan infrastruktur baru, dari tahun ke tahun akan mengalami hal itu,” katanya.

AHMAD FIKRI