Prediksi Puncak Arus Balik Terpecah karena Beda Masa Libur  

Editor

Rini Kustiani

Sejumlah kendaraan pemudik arus balik memadati kawasan jalur  Pantura, Tegal, Jawa Tengah, 19 Juli 2015. Volume kendaraan di jalur pantura berangsur meningkat mulai H+2 Lebaran, dan puncaknya diperkirakan akan terjadi pada H+3. ANTARA/Oky Lukmansyah
Sejumlah kendaraan pemudik arus balik memadati kawasan jalur Pantura, Tegal, Jawa Tengah, 19 Juli 2015. Volume kendaraan di jalur pantura berangsur meningkat mulai H+2 Lebaran, dan puncaknya diperkirakan akan terjadi pada H+3. ANTARA/Oky Lukmansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan belum dapat memprediksi puncak arus balik Lebaran 2015. Musababnya, arus balik kali ini terbagi tiga.

Ketua Posko Mudik Harian Kementerian Perhubungan Yudhi Sari Sitompul mengatakan masa liburan pegawai negeri sipil dan swasta saat ini berbeda. “PNS masuk tanggal 22 Juli 2015, jadi mereka yang rute mudiknya jauh balik pada Senin dan Selasa," katanya di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Senin, 20 Juli 2015.

Sedangkan pegawai negeri yang mudik dengan rute jarak dekat, seperti dari Jakarta ke Tasikmalaya, menurut Yudhi, diprediksi balik pada Selasa, 21 Juli 2015. Adapun pegawai swasta kembali bekerja pada 27 Juli 2015. “Jumat, Sabtu, dan Minggu, mereka diprediksi pulang. Jadi tidak bisa diprediksi puncak arus balik,” ujarnya.

Karena terpecahnya arus balik, Yudhi mengatakan, tingkat kemacetan pada arus balik tidak terlampau parah. Titik-titik kemacetan, dia meneruskan, hanya terjadi di sekitar pasar tumpah, seperti di Comal, Jawa Tengah. “Tapi antrean tidak terlalu panjang,” ujar Yudhi. "Masih bisa diatasi."

Berkurangnya titik kemacetan juga berdampak terhadap angka kecelakaan. Sampai H+2 Lebaran, Yudhi menjelaskan, jumlah korban kecelakaan sebanyak 197. Jumlah tersebut lebih kecil dibanding tahun lalu 233 orang. “Tapi jumlah korban meninggal dunia tetap sama, 48 orang,” kata Yudhi.

SINGGIH SOARES