Awasi Rel, Personil Brimob Tewas Tertabrak Argo Bromo  

Ilustrasi Kereta Api (Unay)
Ilustrasi Kereta Api (Unay)

TEMPO.CO, Bojonegoro-Anggota Brigade Mobile  Kepolisian Daerah Jawa Timur Brigadir Dua Rahmat Aji, 20 tahun, tewas tertabrak Kereta Api Eksekutif Argo Bromo di sebelah timur Stasiun Sumberrejo, Bojonegoro, Rabu pagi, 15 Juli 2015.  Saat itu Rahmat sedang diperbantukan untuk mengawasi kondisi rel yang akan dilalui kereta-kereta  jurusan Surabaya-Jakarta.

Korban meninggal di tempat karena luka-lukanya cukup parah. Kepala  mengalami pendarahan sedangkan  tangan kirinya patah. Petugas yang mengevakuasi jenazah menemukan senjata laras panjang yang dipegang anggota Brimob di Satuan Sub Detasemen C Pelopor Polda Jawa Timur itu terlempar beberapa meter. Untuk sementara jenazah Rahmat disemayamkan di Rumah Sakit Bhayangkara Wahyu Tetuko, Bojonegoro.

Menurut keterangan polisi, Rahmat memang ditugaskan mengamankan perjalanan kereta api  di sekitar Stasiun Bojonegoro.  Selain mengawal penumpang, dia juga memantau  hilir-mudik penumpang dan mengecek kondisi rel.

Saat peristiwa kecelakaan terjadi korban mendapat tugas membantu mengawal pengecekan rel kereta api di sekitar Stasiun Sumberrejo sambil membawa senjata api laras panjang. Bersama petugas PT Kereta Api Rahmat mengecek mur, baut dan bantalan rel.

Saat serius mengawasi rel, dari arah timur melaju kencang Argo Bromo jurusan Surabaya-Jakarta. Belum jelas, apakah korban tertabrak lantaran melamun sehingga  tak mendengar deru kereta atau karena sebab lain.

Namun menurut penuturan saksi mata, kabarnya rekan korban sempat berteriak-teriak agar ia minggir. Namun terlambat, ular besi dengan berat ratusan ton itu menghantam tubuh Rahmat. Korban terpental jauh dan tewas seketika karena pendarahan hebat di kepalanya.

Juru Bicara Kepolisian Resor Bojonegoro Ajun Komisaris  Nugroho Basuki mengatakan korban meninggal saat menjalankan tugas. Sebab Rahmat memang  diperbantukan melakukan pengawalan di kereta api selama Lebaran 2015.

Mengenai  penyebab kecelakaan Nugroho belum bisa menyimpulkan karena masih mengumpulkan data. “Anggota masih di lokasi,” ujarnya.

SUJATMIKO