Mudik Lewat Tol Pejagan-Brebes Timur Bak Reli Paris-Dakar  

Kendaraan Pemudik berjalan melitasi lampu Traffic Accident Analysis (TAA) atau biasa disebut portable light pada salah satu titik akses Tol Pejagan-Brebes Timur, Jawa Tengah, 14 juli 2015. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Kendaraan Pemudik berjalan melitasi lampu Traffic Accident Analysis (TAA) atau biasa disebut portable light pada salah satu titik akses Tol Pejagan-Brebes Timur, Jawa Tengah, 14 juli 2015. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.COBrebes - Mudik tahun ini bisa menjadi pengalaman berbeda bila Anda berkesempatan mencoba Jalan Tol Pejagan-Brebes Timur. Jalan tanpa hambatan sepanjang kurang-lebih 20 kilometer ini belum sepenuhnya siap beroperasi. Sebab, permukaan jalan belum dilapisi aspal. Namun pemerintah mengizinkan sebagian area jalan dilewati bila jalur Pantura via Pejagan padat.

Tempo berkesempatan mencoba jalur itu pada Selasa subuh, 14 Juli 2015. Sebab, polisi mengidentifikasi kendaraan ke Pantura mulai padat. “Kami buka Jalan Tol Pejagan-Brebes Timur sampai esok pagi,” kata Brigadir Kepala Wahyu Daryono, petugas jaga di Pos Polisi Exit Tol Pejagan.

Wahyu mengajak Tempo berjalan beriringan di belakang mobil patroli jalan raya yang ia kendarai untuk masuk ke Jalan Tol Pejagan-Brebes Timur. Benar saja, kondisi jalan yang belum diaspal dan hanya berlapiskan tanah keras serta bebatuan memberikan sensasi bak melintas di gurun pasir. Layaknya perlombaan reli paling legendaris di Dakar, Senegal.

Debu-debu beterbangan, membatasi jarak pandang kendaraan menjadi hanya 10 meter. Tak ada lampu penerangan resmi. Pengendara di Jalan Tol Pejagan-Brebes Timur praktis hanya mengandalkan lampu kendaraan dan lampu pijar yang dimiliki kepolisian. 

“Pengendara harus ekstra hati-hati karena mereka berhadapan dengan debu dan pencahayaan yang minim bila lewat di sini pada malam hari,” Wahyu menjelaskan. 

Meski hanya berlapiskan tanah keras dan batu, Jalan Tol Pejagan-Brebes Timur cukup nyaman dilewati. Namun mobil hanya bisa dipacu dengan kecepatan 40 kilometer per jam. Bersiap-siaplah merasakan getaran mobil akibat jalan yang berbatu dengan kontur naik-turun. 

Meski demikian, jalan tol tersebut amat membantu menghindari kemacetan di Pantura. Jalan tol sejauh 20 kilometer itu bisa ditempuh dengan waktu 30 menit, selanjutnya keluar di Brebes Timur menuju Tegal dan Semarang. 

Wahyu menambahkan, PT Waskita sebagai kontraktor jalan tol tersebut juga punya kewajiban meminimalkan debu yang beterbangan akibat dilintasi mobil. “Ada penyiraman jalur dengan air tiap dua jam sekali,” ujarnya.

RAYMUNDUS RIKANG