Pemudik Motor Mulai Rajai Subang

Kepala Polres Subang, Ajun Komisaris Besar Agus Nurpatria, berdialog dengan pemudik bersepeda motor di lokasi cek poin di halaman kantor Kecamatan Ciasem, Subang, Jawa Barat, 11 Juli 2015. Tempo/Nanang Sutisna
Kepala Polres Subang, Ajun Komisaris Besar Agus Nurpatria, berdialog dengan pemudik bersepeda motor di lokasi cek poin di halaman kantor Kecamatan Ciasem, Subang, Jawa Barat, 11 Juli 2015. Tempo/Nanang Sutisna

TEMPO.COSubang - Memasuki H-3 menjelang Lebaran, pemudik bersepeda motor merajai jalur hatam Pantai Utara (Pantura) Subang, Jawa Barat. Antrean pemotor dengan khas bagasi tambahan di bagian jok belakang menjadi pemandangan yang jamak sepanjang Selasa, 14 Juli 2015 pagi hingga siang ini.

Pantauan Tempo, pemotor menyerbu jalur konvensional TransJawa tersebut. Mereka datang melalui jalur Karawang-Jomin-Cikalong dan Wadas-Karasak-jatiragas-Cikalong, Karawang, lalu bablas ke Gamon, perbatasan Pantura Subang.

Mereka dengan leluasa memacu kendarannya karena para pemudik dengan mobil pribadi apalagi bis angkutan umum yang melalui jalur yang terkenal dengan tantangan terik matahari dan angin kencang itu jumlahnya bisa dihitung dengan jari.

"Alhamdulillah mudik sekarang lebih lancar dan bisa ngebut," kata Zaenudin, pemudik asal Yogyakarta, saat ditemui Tempo, di lokasi stasiun pengisian bahan bakar umum Patokbeusi.

Zaenuddin mengaku berangkat dari Jakarta sekitar pukul 08.00 dan sampai di Patokbeusi pukul 10.30. Artinya, jarak tempuh Jakarta-Patokbeusi dilaluinya selama 150 menit. Padahal, pada arus mudik Lebaran sebelumnya, waktu tempuh Jakarta-Patokbeusi bisa mencapai tiga hingga empat jam.

Inspektur Dua Sujana, anggota Polres Subang yang berjaga di pos pengamanan Pasar Sukamandi, mengatakan arus mudik pemotor sudah mengalami puncaknya. "Sejak pagi antrean sepeda motor tak pernah putus," ujarnya.

Adapun arus mudik mobil pribadi dan bis angkutan Lebaran, meski sudah ada peningkatan dibanding pada H-4, tapi jumlahnya tidak cukup signifikan. "Sangat beda dengan arus mudik tahun lalu. Sekarang mungkin turun hingga 70 persen," kata Sujana membandingkan.

Penyebabnya, arys mudik di pasar tumpah Sukamandi yang biasanya tertahan sistem kanalisasi penyeberangan dari dan keluar pasar hingga lima kilometer sekarang tidak terjadi lagi. "Kalaupun ada antrean paling hanya ratusan meter," kata Sujana.

Tempo yang menyusuri jalur Pantura mulai dari pintu gerbang Tol Cikopo hingga Pamanukan, karena jalanan sepi dari arus mudik roda empat, dengan leluasa bisa tancap gas dengan kecepatan antara 80-100 kilometer per jam. Hal itu sangat kontras dengan Lebaran tahun lalu yang hanya bisa memacu pedal gas dengan kecepatan rata-rata 40 kilometer per jam.

NANANG SUTISNA