300 Ribu Pemudik Masuk ke Jawa Lewat Banyuwangi

Editor

Zed abidien

Sejumlah pemudik lebaran tiba di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, 12 Juli 2015. TEMPO/Subekti
Sejumlah pemudik lebaran tiba di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, 12 Juli 2015. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Banyuwangi - Lima hari menjelang Lebaran 2015, sudah 367.259 pemudik datang ke Pulau Jawa melalui Pelabuhan Gilimanuk, Bali, ke Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur. Operator pelabuhan pun telah menyeberangkan 61.654 unit sepeda motor dan 48.366 unit kendaraan roda empat.

General Manager PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Ketapang-Gilimanuk Muhammad Yusuf Hadi mengatakan jumlah tersebut merupakan akumulasi data pemudik sejak tujuh hari sebelum Lebaran hingga Senin, 13 Juli 2015. Sedangkan jumlah pemudik hari ini turun dibanding kemarin.

Jumlah penumpang hari ini, kata Yusuf Hadi, tercatat 60.347 orang atau turun 9 persen daripada Minggu, 12 Juli 2015. Jumlah mobil yang menyeberang turun 22,5 persen menjadi 5.463 unit. “Jumlah sepeda motor yang melintas sebanyak 14.338 unit atau naik 3,2 persen,” kata Yusuf dalam siaran pers, Senin, 13 Juli 2015.

PT ASDP Ketapang-Gilimanuk mengoperasikan 45 kapal dengan 283 perjalanan. Jumlah kapal ini lebih banyak dibanding musim mudik tahun lalu yang hanya 31 kapal. Banyaknya kapal yang beroperasi membuat pemudik lebih cepat terangkut.

Sementara itu, Kepolisian Resor Banyuwangi hari ini menggelar tes urine terhadap sopir bus. Tes urine dilakukan di tiga lokasi, yakni Terminal Brawijaya, Terminal Sritanjung, dan Pelabuhan Ketapang. Hasil pengujian puluhan urine sopir bus negatif. Artinya, polisi tidak menemukan sopir yang positif menggunakan narkoba ataupun minuman keras.

Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Banyuwangi Ajun Komisaris Amar Hadi mengatakan pengujian itu dilakukan untuk mendeteksi sopir bus yang mengkonsumsi narkoba ataupun minuman keras. “Penggunaan narkoba dan minuman keras membahayakan penumpang,” katanya.

Salah satu sopir bus, Muhammad Bakat, mengatakan, bila merasa lelah, biasanya beristirahat di terminal atau stasiun pengisian bahan bakar umum. “Saya tak pernah memakai narkoba agar kuat nyopir,” kata lelaki asal Probolinggo ini.

Setiap hari Bakat membawa bus rute Surabaya-Banyuwangi pergi-pulang selama 12 jam. Dari Surabaya, Bakat berangkat pukul 05.00 dan tiba di Banyuwangi pukul 13.00 WIB. Sejam setelah tiba di Banyuwangi, dia berangkat menuju Surabaya.

IKA NINGTYAS