Ramadan, Harga Makanan di Balikpapan Menggeliat

Editor

Zed abidien

Pedagang ayam. TEMPO/Tony Hartawan
Pedagang ayam. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.COBalikpapan - Harga bahan makanan di beberapa pasar di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, kembali menggeliat menjelang Ramadan pekan mendatang. Lonjakan harga kebutuhan pokok ini terjadi di sejumlah pasar, seperti Pandansari, Buton, Klandasan, dan Sepinggan.

"Kenaikan harga bahan makanan jelang bulan Ramadan di Balikpapan sudah biasa,” kata Yeni, pedagang ayam di Pasar Buton, Balikpapan, Jumat, 11 Juni 2015.

Beberapa bahan pokok yang naik harganya di antaranya daging ayam, telur, daging sapi, ikan, tempe, dan sayur-mayur. Harga daging ayam meroket dari Rp 35 ribu menjadi Rp 45 ribu per ekor. Sedangkan harga telur ayam negeri yang semula Rp 35 ribu menjadi Rp 45 ribu per piring.

Beberapa pedagang menyebut kenaikan harga terjadi akibat produsen menaikkan harga. Cuaca buruk juga menjadi salah satu penyebab naiknya harga, karena suplai barang kebanyakan berasal dari luar daerah.

Yeni menuturkan kenaikan harga bahan makanan lumrah terjadi di Balikpapan menjelang Ramadan. Para pedagang menaikkan harga karena terbatasnya pasokan dan untuk mendapatkan keuntungan lebih besar pada Ramadan.

Salah satu warga Balikpapan, Nurhayatie, tidak kaget dengan kenaikan harga bahan makanan menjelang Ramadan. Sebab, itu sudah menjadi kebiasaan rutin pedagang dalam menaikkan harga bahan makanannya tiap kali memasuki Ramadan. “Pastinya, setiap bulan Ramadan, harga bahan makanan akan naik,” ujar Nurhayatie.

Meski demikian, ibu muda yang akrab disapa Ati ini tidak bisa berbuat apa-apa, mengingat kebutuhan konsumsi keluarganya kudu dipenuhi. Dia terpaksa mengeluarkan anggaran belanja lebih besar setiap kali memasuki Ramadan. “Kalau biasanya belanja disiapkan anggaran Rp 150 ribu, sekarang harus ada uang Rp 200-250 ribu,” tuturnya.

Ati meminta pemerintah daerah mengontrol pergerakan harga bahan makanan menjelang Ramadan ini. Dia meminta ada tindakan tegas bagi pedagang yang menaikkan harga secara tidak wajar. “Pemerintah harus bisa mengendalikan harga makanan di Balikpapan,” katanya. 

S.G. WIBISONO