Ormas di Jawa Timur Dilarang Sweeping Saat Ramadan

Sejumlah massa ormas Islam saat melakukan sweeping dan sosialisasi penutupan tempat hiburan, di kawasan lokalisasi Dolly, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (17/7). Sosialisasi ini sebagai anjuran penutupan tempat hiburan malam menyambut bulan Ramadan. TEMPO/Fully Syafi
Sejumlah massa ormas Islam saat melakukan sweeping dan sosialisasi penutupan tempat hiburan, di kawasan lokalisasi Dolly, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (17/7). Sosialisasi ini sebagai anjuran penutupan tempat hiburan malam menyambut bulan Ramadan. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Surabaya - Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Inspektur Jenderal Anas Yusuf mengatakan telah menyampaikan kepada organisasi masyarakat untuk tidak melakukan aksi penyisiran atau sweeping di tempat hiburan yang dicurigai menimbulkan maksiat.

“Itu tetap tidak boleh. Tidak boleh ada ormas apa pun yang melakukan tindakan saat Ramadan,” kata Anas kepada wartawan di Markas Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya, Kamis, 11 Juni 2015.

Menurut Anas, yang boleh melakukan sweeping hanyalah instansi yang diatur oleh undang-undang. Anas menegaskan akan menindak tegas instansti yang membandel. Hal itu dilakukan agar warga Jawa Timur bisa lebih khusyuk menjalankan puasa. “Kami sudah sampaikan itu kepada beberapa ormas karena tentu kami akan tindak tegas,” kata Anas.

Anas mengatakan pada Ramadan pihak kepolisian akan melakukan operasi Pekat Semeru. Operasi ini lebih difokuskan kepada kasus-kasus yang meresahkan masyarakat, seperti pencurian dengan kekerasan, pencurian dengan pemberatan, minum-minuman keras dan dampak mercon. “Kasus semacam ini menjadi atensi kami saat Ramadan,” ujar Anas.

Pihak kepolisian, ucap Anas, akan melakukan operasi ke berbagai tempat yang dicurigai meresahkan masyarakat dengan berbagai kasus itu, termasuk operasi pengadaan mercon. “Karena apabila mercon tidak bisa dikelola dengan baik, maka akan meresahkan dan bahkan akan membahayakan masyarakat,” kata Anas.

 Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berharap situasi dan keamanan pada puasa tahun lalu akan menjadi pelajaran bagi Jawa Timur, khususnya Kota Surabaya. Pada tahun lalu tidak ada warga Surabaya yang menjadi korban ledakan mercon.

Risma ingin tahun ini tidak ada warga yang menjadi korbannya. “Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan menjaga situasi Kota Surabaya ini,” ujar Risma.

MOHAMMAD SYARRAFAH