Antrean Keluar Tol Cileunyi Capai 6 Kilometer

Editor

Nur Haryanto

Ribuan kendaraan pemudik terjebak macet di Cinunuk, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (8/9). Puncak arus mudik terjadi pada H-2 atau sekarang. Kemacetan sepanjang hampir 12 Km di Nagreg, Cicalengka, Cinunuk, dan Cileunyi. Sejak tengah malam sampai pagi tadi, sekitar 12.000 kendaraan keluar dari Tol Cileunyi. TEMPO/Prima Mulia
Ribuan kendaraan pemudik terjebak macet di Cinunuk, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (8/9). Puncak arus mudik terjadi pada H-2 atau sekarang. Kemacetan sepanjang hampir 12 Km di Nagreg, Cicalengka, Cinunuk, dan Cileunyi. Sejak tengah malam sampai pagi tadi, sekitar 12.000 kendaraan keluar dari Tol Cileunyi. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Garut - Pada hari pertama lebaran, volume kendaraan di jalur selatan Jawa Barat, padat. Bahkan laju kendaraan hanya bisa merayap dengan kecepatan 20 kilometer per jamnya. Kepadatan kendaraan ini mulai terjadi dari jalur Cileunyi hingga kawasan Nagreg, Kabupaten Bandung.

Tak hanya itu, kemacetan panjang juga terjadi di pintu keluar tol Purbaleunyi. Antrean panjang kencaraan ini mulai terjadi sejak pukul 11.00 WIB. "Panjang antrean keluar pintu tol Cileunyi mencapai enam kilometer," ujar Perwira PJR Polda Jawa Barat, Inspektur Dua Asep Nugraha, kepada Tempo, Kamis, 08 Agustus 2013.

Munurut dia, kendaraan yang memadati jalur selatan ini merupakan pemudik lokal yang hendak bersilaturahmi, seperti dari Bandung menuju Garut dan Tasikmalaya. Selain itu, banyak juga masyarakat dari kota Bandung yang mengisi waktu liburnya dengan mengunjungi objek wisata yang berada di kawasan Garut, Tasikmalaya dan Ciamis.

Terhambatnya laju kendaraan ini diakibatkan karena banyaknya penyebrang jalan seperti di kawasan Rancaekek, Kabupaten Bandung. Selain itu, kendaraan juga terhambat karena keluar masuknya kendaraan yang hendak bersilaturahmi di pertigaan, seperti di kawasan Parakanmuncang, Cicalengka.

Untuk mengantisipasi terjadinya kemacetan total, jajaran kepolsian memberlakukan one way atau buka tutup jalur. Rekayasa lalulintas ini dilakukan di daerah Limbangan, Garut, selapas turunan Nagreg dan di Kawasan Kadungora atau selepas turunan Nagreg yang menuju Garut kota.

Asep mengaku hingga saat ini, jajaran kepolisian belum menggunakan jalur alternatif untuk memecah antrian kendaraan dari arah Bandung, seperti jalur alternatif, Cijapati-Kadungora dan Sumedang-Wado-Malangbong. "Kita tidak arahkan pengendara ke jalur alternatif, karena mereka merupakan pemudik lokal yang jaraknya cukup dekat, kasihan. Tapi nanti kita lihat situasi saja, yang pasti kita sudah menyiapkan rekayasa lalulintas," ujarnya.

Berdasarkan pantauan Tempo, selain diakibatkan banyaknya penyebrang jalan, hambatan laju kendaraan juga diakibatkan karena banyaknya andong yang beroperasi, seperti di kawasan Limbangan dan Leles-Kadungora. Jumlah andong yang biasa beroperasi di jalur mudik sebanyak 450 unit, di antaranya sebanyak 300 unit di jalur Limbangan-Malangbong dan 150 unit andong di jalur Kadungora-Leles.

Angkutan tradisional ini biasa beroperasi dari pagi hingga sore. Mereka biasanya mengangkut penumpang yang hendak bersilaturahmi dengan keluarganya dari kampung ke kampung yang lainnya dengan jarak tidak lebih dari 10 kilometer.

SIGIT ZULMUNIR