Acara Heboh Setelah Salat Id di Keraton Yogya

Editor

Elik Susanto

Sejumlah Gunungan Grebeg dibawa dalam Upacara Grebeg untuk menyambut Maulud Nabi Muhammad SAW di Masjid Agung Gedhe Kauman, Yogyakarta, (24/1). Upacara Grebeg adalah simbol komunikasi kultural raja dan rakyatnya. TEMPO/Subekti
Sejumlah Gunungan Grebeg dibawa dalam Upacara Grebeg untuk menyambut Maulud Nabi Muhammad SAW di Masjid Agung Gedhe Kauman, Yogyakarta, (24/1). Upacara Grebeg adalah simbol komunikasi kultural raja dan rakyatnya. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sebanyak tujuh gunungan dari Keraton Yogyakarta akan diperebutkan oleh masyarakat Yogyakarta seusai salat Idul Fitri pada 8 Agustus mendatang. Tujuh gunungan tersebut berisi hasil bumi, antara lain padi, aneka buah, dan sayuran.

"Gunungan itu merupakan ritual sedekah raja (Sultan Hamengku Buwono X) kepada kawula (rakyat) setiap 1 Syawal," kata Kepala Humas Sekretariat Daerah DIY, Iswanto, kepada Tempo, Senin, 5 Agustus 2013. Sedekah tersebut akan dikawal 60 prajurit Bugis dan diusung oleh 50 abdi dalem secara bergantian. Gunungan itu akan berangkat dari bangsal Ponconiti Keraton Yogyakarta mulai pukul 10.00 WIB.

Pengageng Tepas Dwarapura Keraton Yogyakarta, Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Jatiningrat, yang biasa dipanggil Romo Tirun Marwito, menambahkan, pagi hari sebelum upacara ngabekten berupa sungkeman kepada Sultan dilakukan, prajurit keraton menuju pelataran lalu naik ke kuncung. "Setelah ada aba-aba komando, mereka turun menuju Alun-alun Utara," kata Romo Tirun.

Jadi, sebelum gunungan dibawa ke alun-alun, terlebih dahulu diarak melewati sitihinggil, kemudian pagelaran. Iswanto menjelaskan, tujuh gunungan tersebut akan dibawa ke tiga tempat yang berbeda. Satu gunungan dibawa ke Puro Pakualaman, satu gunungan lagi dibawa ke Kepatihan, dan lima gunungan lainnya dibawa ke Masjid Agung di Kauman.

Gunungan yang dibawa ke Kepatihan akan diterima Sekretaris DIY Ichsanuri di pendapa Wiyata Praja. Seusai serah-terima dan didoakan, sedekah gunungan dibawa ke depan Masjid Sulthoni di kompleks Kepatihan. "Di sanalah hasil bumi itu diperebutkan masyarakat. Hal yang sama juga dilakukan di Masjid Agung maupun puro," kata Iswanto.

Pada 12 Agustus, Sultan dijadwalkan keliling ke lima daerah untuk melakukan halalbihalal. Rangkaian acara tersebut akan dimulai di kantor Bupati Gunung Kidul pada 20 Agustus. Kemudian menyusul ke Sleman pada 22 Agustus, Yogyakarta pada 23 Agustus, Kulon Progo pada 27 Agustus, dan terakhir di Bantul pada 29 Agustus.

"Jika ada bupati atau wali kota yang berhalangan pada waktu yang dijadwalkan, bisa tukar hari," kata Iswanto. Acara ini bakal meriah karena warga turut serta memperebutkan gunungan. Perayaan Lebaran di Keraton Yogya sekaligus menjadi ajang suguhan wisata pada musim liburan ini.

PITO AGUSTIN RUDIANA