Sensasi Moci Es Krim Bandung untuk Berbuka  

Editor

Nur Haryanto

Moci es krim aneka rasa dengan varian coklat, durian, vanilla, strawberry, teh hijau dan tiramisu. Tempo/Anwar Siswadi
Moci es krim aneka rasa dengan varian coklat, durian, vanilla, strawberry, teh hijau dan tiramisu. Tempo/Anwar Siswadi

TEMPO.CO, Bandung - Selain kurma, banyak makanan manis yang cocok untuk lidah orang Indonesia. Salah satunya moci, penganan tradisional khas Cina yang biasanya berisi kacang. Jika Anda mau mencoba rasa baru, di Bandung ada moci isi es krim yang unik dan segar buat berbuka puasa.

Bentuk moci es krim itu dua kali lebih besar daripada moci tradisional yang biasa ditata dalam besek kecil. Kesamaannya, kue itu masih tetap “genit” dengan taburan “bedak” tepung maizena di seluruh permukaannya. Gunanya bedak itu adalah mencegah kue menjadi lengket satu sama lain.

Rasa kuenya juga kenyal dan manis. Pada moci es krim, ada kejutan menyenangkan ketika kuenya tergigit. "Rasa es krim durennya meledak," kata Yulita, seorang penyuka moci es krim, Ahad lalu.

Selain durian, ada lima ragam rasa es krim lainnya, yaitu stroberi, cokelat, vanila, teh hijau, dan tiramisu. Satu moci dijamin tak bakal cukup karena rasanya langsung membuat ketagihan. "Rasa favorit pembeli yaitu teh hijau, vanila, dan tiramisu," kata Harkat R. Senjaya saat ditemui Tempo di rumahnya, di Jalan Sekeloa, Bandung, Ahad lalu. Olahan itu merupakan hasil racikan dia bersama istrinya, Imas Suwartini, dan adiknya, Imanudin.

Kue itu merupakan gagasan Imanudin yang bosan menjadi desainer grafis pada Januari 2012. Awalnya, kudapan itu dibuat untuk meniru moci Jepang. Setelah adonannya selalu gagal, mereka akhirnya melirik moci Sukabumi. "Kesulitannya adalah memasukkan es krim ke adonan moci yang hangat. Jadi, harus cepat membungkusnya," kata Imas.

Setelah itu, moci es krim dibekukan di freezer lemari es dengan suhu minus 25 derajat Celsius. Sejak Juni 2012 lalu, kue itu mulai dipasarkan melalui Internet. Sebelum kuenya jadi, Imanudin mengetes pasar dengan promosi di media sosial. Mereka kemudian membuka enam cabang penjualan di pinggiran kota, yaitu Kopo, Antapani, Sarijadi, Ujung Berung, Jatinangor Sumedang, dan Cimahi.

Nama jualan yang dipakai yaitu Mochilok, gabungan dari moci dan cilok. Sebab, selain moci, mereka membuat cilok atau “aci dicolok”. Jajanan lawas orang Sunda itu mereka kukus lalu diberi saus barbekyu. Biasanya, di kios-kios cabang mereka, pembeli memesan cilok dulu, kemudian menikmati moci es krim.

Hal itu dilakukan karena moci tak bisa langsung disantap. Setelah dikeluarkan dari lemari es, diperlukan waktu sekitar 10 menit agar moci yang beku melumer. Tandanya bisa dilihat dari luar kue. Begitu bedak moci seperti sirna dan luruh bersama uap es hingga kue menjadi terang berwarna merah, cokelat, hijau, dan biru, artinya kue itu sudah siap dinikmati.

Penggemarnya, selain dari Bandung Raya, berdatangan dari Jakarta, Yogyakarta, Ciamis, Garut, hingga Batam. Untuk jarak jauh hingga waktu perjalanan sampai 5 jam, moci es krim ditempatkan dalam kotak es sederhana yang terbuat dari styrofoam. Walau kotak itu tak menjaganya tetap beku, moci masih dingin sebelum dibekukan lagi di rumah. Harga moci es krim itu Rp 3.500 dan Rp 4.500 per buah. Adapun dua tusuk cilok harganya Rp 2.500. Selamat menikmati moci genit penuh sensasi!

ANWAR SISWADI



Topik terhangat:

Anggita Sari
| Bisnis Yusuf Mansur | Kursi Panas Kapolri

Baca juga:
Jokowi Blusukan: `Pemerintah Kebobolan`

Dipaksa Minta Maaf, Ahok Telpon Haji Lulung

Dahlan Iskan Bakal Calon Presiden dari Demokrat