Menu Berbuka dari Bangladesh sampai Rusia  

Editor

Nur Haryanto

Sejumlah warga Pakistan mengantri mengambil makanan untuk berbuka puasa pada hari pertama bulan puasa di bulan Ramadhan di Karachi, Pakistan, 22-7, 2012. (AP Photo/Shakil Adil)
Sejumlah warga Pakistan mengantri mengambil makanan untuk berbuka puasa pada hari pertama bulan puasa di bulan Ramadhan di Karachi, Pakistan, 22-7, 2012. (AP Photo/Shakil Adil)

TEMPO.CO, Jakarta- Umat Islam di berbagai negara punya selera yang bervariasi dalam menghidangkan kelezatan makanan di meja makan kala berbuka puasa. Tak lama setelah meneguk air pelega dahaga dan beberapa buah kurma, biasanya hidangan gurih dan manis menjadi santapan utama.

Di Bangladesh, sajian kuliner berbuka puasa antara lain berupa gorengan yang terbuat dari pasta kacang lentil dengan bawang cincang dan cabai hijau yang disebut piyaju. Ada juga beguni atau terong goreng tepung; jelabi gorengan yang mirip pretzel manis; nasi; serta kacang lentil kuning berkuah dengan bumbu bawang merah, bawang putih, cabai, dan rempah-rempah.

Selain itu, ada haleem, semacam bubur yang terbuat dari nasi, tepung, daging, dicampur aneka bumbu dan buah kering, samosa, kacang arab rebus, kebab ikan, parata dengan daging cincang dan rempah-rempah, manisan tradisional dan buah-buahan Bengali, bersama minuman serbat lemon atau sirop Rooh Afza yang terbuat dari buah-buahan dengan campuran herbal.

Warga muslim di India biasanya berbuka puasa dengan haleem yang kaya rasa dan mengenyangkan, terutama untuk mereka yang tinggal di daerah Hyderabad. Sedangkan di Tamil Nadu dan Kerala, umat Islam menyantap nonbu kanji, bubur beras yang dimasak selama beberapa jam dengan daging dan sayuran.

Di Ibu Kota New Delhi dan negara bagian, seperti Madhya Pradesh, Uttar Pradesh, dan Bengal Barat, sering ada acara buka bersama keluarga dan sahabat. Minumannya adalah jus buah bersama gorengan, seperti pakoda dan samosa.

Di Iran, acara buka puasa diawali dengan makanan kecil sebelum berlanjut ke hidangan Persia. Yang tersedia di kala buka puasa antara lain minuman teh yang disebut chai, roti setempat yang dikenal sebagai lavash atau barbari, keju, herbal segar, manisan, kurma, serta halva—semacam kue yang terbuat dari tepung, telur, dan biji-bijian.

Sama seperti Bangladesh dan India, samosa juga menjadi makanan berbuka puasa yang biasa terhidang di meja makan warga muslim di Pakistan. Demikian pula sirop Rooh Afza. Makanan berbuka puasanya biasanya manis atau gurih dengan saus atau chatni dan namak parha.

Makanan lainnya yang menjadi santapan favorit selama puasa adalah ayam dan lumpia, shami kebab yang mirip burger, salad buah, papad yang mirip opak, chana chaat yang terbuat dari chickpea—semacam kacang-kacangan yang dicampur bawang cincang, tomat, dan rempah-rempah—serta dahi bhalay sebagai makanan pencuci mulut. Sup lagman atau yang disebut kali adalah makanan pokok berbuka puasa di wilayah Chitral dan sebagian Gilgit di wilayah Khyber-Pakhtunkwa.

Di Turki, makanan yang cukup populer kala Ramadan adalah hidangan pencuci mulut yang disebut gullac. Penganan ini terbuat dari susu, pasta khusus, delima, dan buah-buahan lainnya.

Di Moskow, Dewan Mufti Rusia biasanya menyelenggarakan acara buka puasa bersama. Buah dan kurma menjadi hidangan pembuka, disusul sup, roti, dan beragam hidangan, seperti besh barmak, khinkali, chudu, kurze, dan mokhmokh.

Besh barmak adalah makanan berisi daging kambing, domba, atau sapi dengan saus bawang. Khinkali adalah semacam dim sum berisi daging cincang. Minuman tradisional Rusia, kvass, juga dianggap paling pas untuk menghilangkan dahaga selama puasa. Kvass terbuat dari sari buah bit.

BANGLADESH SANGBAD SANGSTHA | NATALIA SANTI