Backpacker Jerman Ikut Antre Salaman dengan Sultan  

Wisatawan asal Heidelberg Jerman Hanz dan Gaby Draughtzberg mengikuti tradisi silaturahmi Ngabekten atau bersalaman yang digelar di kompleks Pagelaran Keraton Yogyakarta Jumat (24/8). TEMPO/Pribadi Wicaksono
Wisatawan asal Heidelberg Jerman Hanz dan Gaby Draughtzberg mengikuti tradisi silaturahmi Ngabekten atau bersalaman yang digelar di kompleks Pagelaran Keraton Yogyakarta Jumat (24/8). TEMPO/Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Yogyakarta - Ada yang menarik dalam tradisi silaturahmi Ngabekten atau bersalaman yang digelar di kompleks Pagelaran Keraton Yogyakarta, Jumat, 24 Agustus 2012.

Dari antrean masyarakat yang mengular sejak pukul 08.00 sampai 11.00, terlihat sepasang wisatawan asal Heidelberg, Jerman, ikut mengantre demi bisa bersalaman dengan Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan HB X yang ditemani permaisurinya, Gusti Kanjeng Ratu Hemas.

Kehadiran sepasang suami-istri bernama Hanz dan Gaby Draughtzberg ini mengundang perhatian masyarakat yang mengantre. Pasalnya, dengan pakaian khas backpacker, tas ransel, celana selutut, dan handycam di tangan, pasangan berusia 65 dan 60 tahun itu tampak paling berbeda dibanding tamu lain yang berpakaian ‘formal’.

“Kami penasaran dengan cerita ada orang karismatik di Indonesia yang disebut Sultan itu. Makanya kami minta guide mengantar ke sini agar bertemu langsung,” kata Hanz kepada Tempo.

Hanz menuturkan, acara bertemu langsung antara raja dan rakyat seperti ini bagi dirinya adalah hal yang baru. “Apalagi ini seperti dibuat upacara seremoni, tapi tak ada polisi. Jadi seperti khusus disediakan untuk masyarakat,” kata dia.

Di Jerman, kata dia, acara bertemu langsung pemimpin dengan masyarakat tidak pernah dibalut dalam acara yang sedemikian formal, namun cair. “Misalnya dengan perdana menteri, kalau dalam acara seremoni, hanya lambaian tangan, tidak pernah sedekat ini,” kata Hanz, yang baru saja mengunjungi Pulau Bali bersama istrinya.

“Kalaupun sempat bersalaman, itu jika perdana menteri kebetulan datang dalam suatu acara yang diadakan masyarakat, momen itu juga hanya untuk orang tertentu dan dijaga sangat ketat,” kata dia.

Gaby, sang istri, mengatakan sangat beruntung karena dalam perjalanan jauhnya ke Indonesia bertepatan dengan momen syawalan. “Menyenangkan sekali antre bersama orang-orang di sini kemudian bertemu raja mereka dalam kondisi apa pun kami,” kata dia.

Dalam kegiatan Ngabekten tersebut, Sultan bersama permaisurinya, juga Raja Pakualaman Sri Paduka Pakualam IX, berdiri selama hampir tiga jam menyalami warga yang terus berdatangan. “Capek enggak capek, ya namanya silaturahmi dengan warga, jadi senang saja,” kata Sultan.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terpopuler lainnya:
Ribuan Warga Yogyakarta Antre Salami Sultan
H3 Lebaran, 23 Pesawat ''Delay''
Arus Balik Merangkak Naik di Kampung Rambutan
Kerugian Kecelakaan Mudik Mencapai Rp 8 Miliar