Dodol Betawi, Cemilan Lebaran yang Selalu Dicari

Pekerja membuat dodol betawi di kawasan Pejaten Timur, Pasar Minggu, Kamis (2/8). Jelang Lebaran ini, permintaan dodol Betawi pun meningkat mencapai 600 besek (kemasan) perharinya. TEMPO/Aditia Noviansyah
Pekerja membuat dodol betawi di kawasan Pejaten Timur, Pasar Minggu, Kamis (2/8). Jelang Lebaran ini, permintaan dodol Betawi pun meningkat mencapai 600 besek (kemasan) perharinya. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Saat hari raya lebaran, tak lengkap rasanya jika tak menghadirkan makanan spesial. Selain ketupat dan sayur opornya, bagi warga Betawi, lebaran kurang afdol tanpa menghidangkan dodol. Panganan berasa manis ini selalu dicari menjelang hari Idul Fitri.

Nani, salah satu pembuat dodol khas Betawi mengatakan, makanan olahannya selalu diburu jika Ramadan tiba, terlebih kalau hari raya sudah dekat. "Ya pasti, banyak yang beli," katanya ketika ditemui di rumahnya di Cidodol, Jakarta Selatan, Ahad 12 Agustus 2012.

Perempuan berusia 66 tahun ini bisa menjual 2 kwintal dodol pada saat Ramadan dan lebaran. Jumlah ini lebih banyak bila dibandingkan dengan hari biasa. "Kalau lebaran pasti habis," ucapnya.

Nani yang sudah 47 tahun menjadi pembuat dodol itu memberikan resep dodol. Bahan yang diperlukan adalah ketan giling, gula, santan, dan air pandan dicampur menjadi satu. Biar lebih matang, adonan itu perlu diaduk-aduk hingga 8 jam lamanya. Nani memperkerjakan 4 orang karyawan untuk membantunya. "Mereka yang ngaduk, saya tinggal mantau," ujar dia.

Dodol tersebut kemudian di bungkus dengan plastik memanjang seperti silinder. Setiap bungkus berisi sekitar setengah kilogram yang dia jual dengan harga Rp 22 ribu. Menurut Nani, dodol Betawi olahannya berbeda dengan dodol lainnya.

Selain lebih awet tanpa menggunakan pengawet buatan, panganan tradisional ini juga menggunakan gula kawung, bukan gula pasar seperti kebanyakan dodol lainnya. Menurut Nani, gula tersebut tak terlalu manis dan lebih enak. "Jadi kalau dibikin makanan juga enak," kata nenek dengan 16 cucu tersebut.

Ulyah ,56 tahun, salah satu penikmat dodol Nani mengatakan selalu menyediakan panganan tersebut saat lebaran. Selain untuk hidangan, dodol itu juga dijadikan hantaran bagi tetangga dan kerabatnya. "Sudah tradisi," kata warga Sukabumi Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat itu.

Selain dodol, kata Ulyah, pada hari raya juga banyak cemilan lain yang disajikan. Seperti tape uli, wajik, geplak, sagon, kembang goyang, akar kelapa, kue satu dan noga. "Kalau tradisi di Betawi begitu," kata dia.

NUR ALFIYAH

Berita Lain:
Dukungan PKS Dinilai Mencurigakan
Isu SARA Foke Unggul, Isu Perubahan Jokowi Menang
Ditinggal PKS, Jokowi Pasrah
Ini Strategi Foke-Nara di Putaran Kedua Pilgub DKI
Jokowi Kaget Terima Penghargaan dari Bangkok
Kubu Jokowi Mengaku Siap Dikeroyok