Gubernur Bibit Minta Jalan di Jateng Siap Dilalui Pemudik  

Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo. TEMPO/Imam Sukamto
Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Semarang  - Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo memanggil para penyedia jasa atau kontraktor rekanan yang mengerjakan proyek perbaikan jalan raya di Jawa Tengah tahun anggaran 2012.

“Kami ingin lihat prospek pengerjaan jalan raya. Apalagi ini, kan, menjelang arus mudik dan arus balik Lebaran,” kata Bibit Waluyo, Jumat, 20 Juli 2012.

Dari 38 kontraktor, hanya 20 yang hadir, sedangkan 18 lainnya tak hadir. Bibit menyatakan rata-rata perkembangan pengerjaan proyek jalan sudah hampir rampung. Rata-rata sudah menyelesaikan antara 80 hingga 90 persen. Sesuai dengan perjanjian, pengerjaan proyek jalan di Jawa Tengah harus rampung pada Oktober mendatang. “Mereka harus mempertangungjawabkan pekerjaan proyek yang dananya dari APBD 2012 itu,” kata bekas Pangdam IV Diponegoro itu.

Kepala Dinas Bina Marga Jawa Tengah, Danang Atmodjo, menargetkan H-10 Lebaran, semua ruas jalan di Jawa Tengah sudah siap dilalui arus mudik Lebaran. “Jangan sampai ada macet,” kata Danang. Ia mengklaim perkembangan pengerjaan proyek jalan di Jawa Tengah berjalan baik.

Anggaran pelaksanaan kontrak kontruksi 2012 di Jawa Tengah mencapai Rp 264 miliar dengan realisasi kontrak Rp 240 miliar atau sisa tender Rp 23 miliar. Proyek itu terdiri dari peningkatan jalan dan jembatan sebanyak 38 paket dengan biaya kontrak Rp 168 miliar. Proyek jalan dan jembatan masing-masing sepanjang 63 kilometer dan 120 meter.

Sedangkan pemeliharaan berkala jalan sebanyak 12 paket sepanjang 45 kilometer dengan biaya Rp 31 miliar. Adapun rehabilitasi jalan dan kembatan sebanyak 114 paket dengan biaya kontrak Rp 40 miliar. Sedangkan anggaran pemeliharaan rutin jalan sepanjang 2.537 kilometer dengan anggaran Rp 52 miliar. Adapun jembatan yang dipelihara rutin sepanjang 24.626 meter dengan anggaran Rp 14 miliar.

Bibit meminta proyek pengerjaan jalan yang belum selesai, maka nanti jalannya diratakan dulu guna menghadapi arus mudik dan arus balik. “Cukup diratakan saja. Kalau sudah tak musim Lebaran dilanjutkan lagi,” kata Bibit.

Beberapa ruas jalan yang diperbaiki, tapi belum selesai di antaranya jalan di Pantura bagian timur mulai Kudus, Pati, hingga Rembang. Selain itu, juga di ruas jalan Semarang-Kendal serta Purwodadi-Blora.

Danang Atmodjo menyatakan salah satu persoalan jalan adalah tingkat pertumbuhan kendaraan tak sebanding dengan kapasitas jalan yang ada. Selain itu, kekuatan beberapa ruas jalan yang kekuatan kontruksinya belum memenuhi standar muatan tapi dilalui kendaraan bermuatan. “Dinas Bina Marga juga masih kekurangan tenaga pengamat jalan dan mandor,” kata Danang.

Saat ini, kata dia, pengamat jalan hanya 106 orang, padahal kebutuhannya 133 orang. Untuk mandor baru ada 286 orang, padahal kebutuhannya 535 orang atau kurang 249 orang. Jawa Tengah juga masih kekurangan kendaraan operasional pengamat jalan. Dari kebutuhan 45 kendaraan baru tersedia delapan kendaraan.

Dinas Bina Marga mengklaim prosentase jalan raya yang rusak di Jawa Tengah hanya sedikit, yakni jalan rusak 0,28 persen, jalan sedang 13,54 persen, dan jalan dalam keadaan baik 86,18 persen. Panjang jalan milik provinsi Jawa Tengah sepanjang 2.565 kilometer.

ROFIUDDIN

Berita lain:
Seluruh Titik Pantau Hilal Tertutup Mendung

Kiriman TKI Brebes Lebihi Pendapatan Asli Daerah

Perdana, Youtube Buat Kanal Ramadan

6 Aplikasi Android untuk Ramadan 2012

Tak Semua Warga Muhammadiyah Puasa Hari Ini