Tolak Hadir Sidang Isbat, Muhammadiyah Minta Maaf

Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin di Jakarta, Rabu 6 Juni 2012. TEMPO/Subekti.
Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin di Jakarta, Rabu 6 Juni 2012. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Yogyakarta - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Din Syamsudin, meminta maaf kepada seluruh pihak karena Muhammadiyah berencana tidak akan mengikuti sidang isbat (penetapan) awal Ramadan yang digelar Kementerian Agama pada 18 Juli 2012.

“Kami minta maaf Muhammadiyah nanti tidak bisa ikut sidang isbat karena untuk penghitungan hisab kami sudah sejak tahun lalu berketetapan dan sidang itu tak bisa mengkompromikan perbedaan yang ada,” kata Din usai melepas pawai becak yang digelar Muhammadiyah, Yogyakarta, Minggu, 15 Juli 2012.

Din menuturkan perbedaan dalam menentukan awal Ramadan tak perlu dibesar-besarkan dan menjadi sumber perpecahan.

“Ini wilayah masing-masing keyakinan. Kita bertoleransi, maka pemerintah pun tak perlu memasuki wilayah keyakinan ini, cukup menentukan hari libur dan mengayomi semua elemen,” katanya.

Din meminta pemerintah tidak berpihak pada salah satu elemen dan mengakomodasi keyakinan penghitungan terkait dengan awal Ramadan.

Din pun berharap seluruh masyarakat saling menghormati dan menghargai apabila terjadi perbedaan dalam menentukan awal puasa di antara umat Islam. Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi massa Islam telah menetapkan awal puasa pada 20 Juli sesuai dengan penghitungan hisab karena pada Kamis 19 Juli ketinggian hilal telah mencapai 1,36 derajat.

“Saat ketinggian hilal 0,5 derajat, maka saat itu sudah dihitung sebagai awal bulan baru,” kata dia. Penghitungan yang dilakukan Muhammadiyah mengacu pada pendekatan ilmiah.

PRIBADI WICAKSONO

Berita lain:
Tuduh Jokowi Politik Uang, Suara Foke Turun

Dahlan Beri Hadiah Avanza ke Karyawannya

Dahlan Beri Hadiah Rp 50 Juta ke Karyawan Gemuk

Petugas KPK Kejar-kejaran dengan Petugas Pajak

Jokowi dan Foke Pesan 40 Ribu Kaos ke Bandung